Jika monorel batal, pengembang bisa rugi besar



JAKARTA. Kisruh pendanaan dan teknis pelaksanaan proyek pembangunan monorel Jakarta yang tak kunjung terselesaikan, membuat "gerah" para pelaku bisnis. Terutama pengembang properti yang wilayah garapannya berada di sekitar rute green line (jalur hijau) dan blue line (jalur biru) monorel. Direktur Pakuwon Group, A Stefanus Ridwan, mengutarakan "kegerahannya" kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (18/2). Menurut Stefanus, jika tidak ada kejelasan realisasi pembangunan monorel Jakarta, kerugian yang bakal diderita bakal jauh lebih besar dari nilai investasi proyek itu sendiri. Pasalnya, ada banyak pengembangan baru yang akan dilakukan di wilayah yang dilintasi rute monorel. "Proyek kami, Kota Kasablanka, contohnya. Kami sudah memperhitungkan biaya investasi menyangkut proyek Kota Kasablanka Tahap II, termasuk di antaranya cadangan dana untuk menutup "kerugian" yang di akibatkan proyek monorel bila dibangun secara bersamaan," ujar Stefanus. Stefanus melanjutkan, dengan ketidakjelasan seperti ini, terlebih batal, cadangan dana yang dialokasikan sebagai dana darurat tersebut harusnya bisa dialokasikan untuk investasi di proyek yang lain seperti pembangunan gedung parkir, dan sebagainya. "Tak hanya itu, kerugian lebih besar bakal dialami masyarakat Jakarta. Ongkos sosial terlalu tinggi bila monorel ini batal dibangun. Kemacetan Jakarta tidak akan menemukan solusinya," ujarnya. Padahal, ucap Stefanus, jika pemerintah memegang komitmen melaksanakan pembangunan proyek monorel sesuai jadwal tak hanya masyarakat diuntungkan, melainkan juga pemilik gedung-gedung di sekitar rute monorel tersebut. "Jika saat ini jumlah kunjungan ke mal Kota Kasablanka mencapai 60.000 orang per hari, maka dengan beroperasinya monorel bakal meningkat 10 persen hingga 20 persen. Oleh karena itu, saya sangat berharap proyek ini dilanjutkan. Jangan sampai tertunda, apalagi batal," tandasnya. Pakuwon Group akan merealisasikan proyek Kota Kasablanka Tahap II tahun ini. Proyek tersebut  terdiri atas dua menara apartemen dan satu menara perkantoran. Menyusul Kota Kasablanka tahap I yang sudah rampung dan beroperasi yakni Mal Kota Kasablanka, perkantoran Kasablanka 88 dan dua menara apartemen Casa Grande. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan