DEPOK. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim mengaku telah berkomunikasi dengan Freeport McMoran yang bermarkas di Amerika Serikat terkait kontrak eksplorasi di tanah Papua. Chappy menyampaikan, jika kontrak eksplorasi yang habis pada 2021 kembali diperpanjang, pihaknya berencana mengembangkan transportasi udara di sekitar wilayah kerja PTFI. Keinginan Chappy tersebut bukan tanpa alasan. Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini, pembangunan infrastruktur transportasi udara merupakan suatu hal yang strategis bagi PTFI dan masyarakat Papua.
"Saya buat strategi dan sudah disampaikan ke AS, McMoran. Apabila PTFI bisa berlanjut eksplorasi berikutnya, kami akan mengembangkan infrastruktur transportasi udara," ujar Chappy di Kampus UI Depok, Jumat (27/1). Menurut Chappy, transportasi darat dan laut memiliki banyak keterbatasan. Sehingga, pembangunan infrastruktur perhubungan udara lah yang bisa membuat kegiatan perusahaan serta perekonomian di Papua bergeliat. "Papua kalau bicara tentang poros maritim berhenti di pantai. Sebenarnya infrastruktur maritim enggak cukup, harus dengan perhubungan udara," terangnya. Keinginan Chappy pun nampak serius, seperti upaya meminta izin kepada TNI AU untuk memakai beberapa pangkalan udara yang tidak terpakai sebagai awal dari pengembangan transportasi udara. "Saya usul di Biak, pangkalan udara yang enggak digunakan lagi kalau itu bisa dikembangkan Freeport untuk mengembangkan pesawat N-219. Itu akan jadi tulang punggung angkutan udara di sana karena memang cocok," ucapnya. Selain transportasi udara, PTFI pun berencana menciptakan Malaria Freezone atau daerah bebas penyakit malaria. Karena menurutnya, Papua adalah daerah yang penyakit malarianya paling banyak dialami masyarakat. "Kami ingin wilayah-wilayah di sekitar wilayah kerja kita sudah Malaria Freezone," kata Chappy. Bahkan, menurut Chappy, saat ini pihaknya tengah mengembangkan satu kawasan untuk gelanggang olah raga yang bisa digunakan masyarakat Papua dan juga untuk Pekan Olah Raga di 2020. "Ada juga sekarang kita sedang menggarap kawasan untuk dipergunakan olahraga PON 2020," tutur Chappy.
Jika melihat data yang dipaparkan Chappy terkait dengan kegiatan masyarakat Papua di sekitar wilayah kerjanya, PTFI telah menyerap lebih dari 32.600 tenaga kerja, baik karyawan langsung maupun kontraktor. Dari sekitar 12.000 karyawan langsung PTFI, 35,7% di antaranya adalah berasal dari Papua, 63% berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, dan 1,3% tenaga kerja asing. Selain itu, menurut Chappy, kegiatan operasional PTFI pun berkontribusi terhadap negara yakni 91% PDRB Kabupaten Mimika, 37,5% PDRB Provinsi Papua, dan 0,8% PDB Indonesia. (Iwan Suprayitna) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia