KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian mempunyai strategi lain apabila Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0% ditolak oleh Kementerian Keuangan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Dody Widodo. Namun, dia tidak menyebutkan opsi atau usulan lain untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif yang lamban pergerakannya ketimbang industri lainnya di masa pandemi Covid-19. "Itu menjadi usulan kita pada saat kemarin agar roda ekonomi bisa cepat berputar. Karena tadi seperti saya bilang bahwa sektor otomotif ini yang agak lambat pulih tidak seperti sektor lainnya," ujarnya dalam tanya jawab virtual FMB9, Rabu (30/12/2020).
"Pada prinsipnya mencari kiat-kiat lain mendorong sektor otomotif ini agar bisa lebih cepat larinya lagi, tidak hanya dari PPnBM," sambung Dody. Baca Juga: Harga mobil bekas merangkak naik hingga Rp 10 juta menjelang akhir tahun Kendati demikian, lanjut Dody, untuk mendongkrak pertumbuhan industri otomotif, dibutuhkan dukungan dari kementerian dan stakeholder terkait. "Tentunya perlu mendapat dukungan dari kementerian atau sektor-sektor yang menangani lebih lanjut. Mungkin dari sisi pengelola bendahara negara melihatnya dari sisi lain," kata dia. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, usulan insentif pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil baru masih terganjal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Baca Juga: Daftar potongan harga mobil baru November 2020, Avanza, Livina, Xpander dll