KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat (
quick count). Hasilnya, pasangan calon (paslon) capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan persentase diatas 50%. Data Litbang Kompas per 17.30 WIB mencatat, Prabowo-Gibran unggul 58,84%, Anies-Muhaimin 25,22%, dan Ganjar-Mahfud 15,94%. Sementara itu, hasil hitung cepat Charta Politika mencatat Prabowo-Gibran dengan persentase 57,76%.
Wakil Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menilai, sesuai hasil quick count capres-cawapres nomor dua hampir dipastikan menang karena telah mendekati 60% di lebih 30 provinsi dan pemilihan presiden cukup 1 putaran. "Artinya janji-janji Prabowo khususnya di sektor perumahan rakyat harus diperjuangkan karena papan/perumahan adalah kebutuhan pokok masyarakat, selain pangan dan sandang," ujar Bambang kepada Kontan, Rabu (14/2). Baca Juga:
Pilpres Satu Putaran, GPEI: Hemat APBN, Investor pun Tenang Bambang menyebut, janji paslon dua di antaranya janji membangun 3 juta rumah rakyat, padahal saat ini 1 juta rumah pun belum tercapai. Sedangkan, pertumbuhan pertambahan kebutuhan rumah khususnya milenial dan gen Z yang mencapai sekitar 800.000 rumah per tahun. "Tentu untuk merealisasinya kan janji-janji politik di sektor perumahan bukan tugas yang mudah," ucap Bambang. Bambang menambahkan, REI telah berulang kali mengusulkan perlunya kementerian perumahan rakyat yang mandiri dan kapabel. Karena urusan perumahan rakyat bukan hanya membangun fisik rumah dan fasilitasnya. Akan tetapi juga mengenai perizinan yang kompleks, pertanahan dengan semua permasalahannya dan yang terpenting juga pembiayaan yang mudah dan murah.
Sebab itu, perlu pemimpin kreatif yang bisa mengatur lintas sektoral dari Kementerian Keuangan, Kementerian ATR/BPN, dan Kementerian Dalam Negeri untuk mengatur pemerintah daerah agar mendukung perizinan dan lainnya. Menurut Bambang, perlu digerakkan semua pihak yang berpotensi ikut andil menyediakan perumahan rakyat atau menggerakkan pengusaha-pengusaha besar sektor swasta untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi karyawan-karyawannya. "Serta banyak terobosan-terobosan lain yang harus dibahas secara kreatif utk memenuhi backlog (perumahan) yang sudah mendekati 13 juta dan terus bertambah setiap tahunnya," pungkas Bambang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari