KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih berjibaku dalam upaya restrukturisasi utang dan penyehatan perusahaan. Sekalipun restrukturisasi menemui titik terang, namun pemulihan kinerja operasional dan bisnis Garuda tak bisa instan. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmojo membeberkan, kondisi keuangan maskapai penerbangan GIAA secara teknikal dalam kondisi bangkrut (technically bankrupt). Pasalnya, ekuitas GIAA saat ini negatif hingga US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 40 triliun, dengan tambahan negatif ekuitas setiap bulannya mencapai US$ 100 juta - US$ 150 juta atau RP 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun.
Jika restrukturisasi utang berhasil, kinerja Garuda (GIAA) baru bisa pulih di 2023
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih berjibaku dalam upaya restrukturisasi utang dan penyehatan perusahaan. Sekalipun restrukturisasi menemui titik terang, namun pemulihan kinerja operasional dan bisnis Garuda tak bisa instan. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmojo membeberkan, kondisi keuangan maskapai penerbangan GIAA secara teknikal dalam kondisi bangkrut (technically bankrupt). Pasalnya, ekuitas GIAA saat ini negatif hingga US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 40 triliun, dengan tambahan negatif ekuitas setiap bulannya mencapai US$ 100 juta - US$ 150 juta atau RP 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun.