Jika Rupiah Stabil, Indonesia Tak Perlu Ada di Era Suku Bunga Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad menyiratkan, Bank Indonesia (BI) tak perlu lagi untuk menaikkan suku bunga acuan hingga akhir tahun 2023. 

Namun, ini dengan catatan, nilai tukar Rupiah bisa terjaga stabil hingga akhir tahun.

"Indonesia tidak lagi membutuhkan suku bunga tinggi, bila nilai tukar Rupiah dapat terjaga stabil hingga akhir tahun," terang Emil kepada Kontan.co.id


Emil menambahkan, BI justru perlu untuk melonggarkan likuiditas lewat diskon giro wajib minimum (GWM), serta menurunkan rasio penyangga likuiditas makroprudensial. 

Baca Juga: Pasar Saham dan Obligasi Koreksi, AUM Reksadana turun Selama Oktober 2023

Pelonggaran tersebut diharapkan mampu mempermudah perbankan dalam menyalurkan kredit, sehingga bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2024. 

Adapun BI kembali menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023 lalu. Suku bunga acuan naik 25 basis poin (bps) hingga kini berada di level 6,00%. 

Langkah kenaikan suku bunga acuan tersebut dipilih oleh otoritas moneter untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak peningkatan ketidakpastian global. 

Baca Juga: Begini Prospek SBN Ritel di Tahun 2024

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah pre emptive dan forward looking untuk memitigasi dampak terhadap inflasi barang impor (imported inflation). 

Belum ada kisi-kisi terkait kebijakan suku bunga yang akan diambil oleh BI pada dua bulan terakhir tahun ini. Namun yang pasti, BI memastikan BI tetap hadir dengan berbagai instrumen yang turut memperkuat upaya stabilisasi dan pro pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli