Jika selisih kurang 1%, LSI tak rilis hitung cepat



Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Dodi Ambardi PhD mengatakan, LSI akan mengerahkan surveyor di 200 TPS dari keseluruhan 15 ribu TPS untuk mencatat hasil hitung cepat hasil Pilkada DKI.Data dari 200 TPS tersebut akan dijadikan sampling untuk mengetahui hasil perolehan suara antara pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jokowi-Ahok dan Foke-Nara pada Pemilihan Gubernur DKI, 20 September 2012."Kita akan mengambil sampling sekitar 200 TPS. Dan itu yang akan menghasilkan sampel TPS yang representatif untuk perhitungan cepat. Saya kira itu persiapan umum metodologis," kata Dodi saat ditemui dalam perayaan puncak Dies Natalis ke-57 Fisipol UGM, Rabu (19/9).Selanjutnya, kata Dodi, para surveyor akan mengirim data di tiga tempat yang telah ditentukan oleh LSI, salah satunya di kantor LSI. Apabila dari hasil perolehan data didapatkan selisih suara antara Jokowi dan Foke kurang dari 1% atau di bawah margin error, maka LSI tidak bisa merilis hasil hitung cepat."Kita akan melihat polanya jika itu tidak terlalu stabil, maka tidak kita dideklarasikan," ujarnya.Sebaliknya, dosen ilmu komunikasi Fisipol UGM ini menambahkan jika hasil perolehan suara antara Jokowi dan Foke sekitar 2-3%, maka LSI akan merilis hasil hitung cepat."Tapi selisihnya di atas margin error, sekitar 2-3% maka bisa dideklarasikan," tambahnya.Terkait hasil survei LSI pada 2-7 September lalu, dia menyebutkan ada kans Jokowi untuk menang meski dari hasil survei selisih perolehan Jokowi dan Foke di bawah 1%."Belum bisa dikatakan siapa yang unggul meski dalam simulasi yang spontan jokowi unggul sekitar 0,1 persen," tandasnya.Meski demikian, menurutnya dari total 800 responden dan hanya 399 responden yang bisa diwawancara, ada sekitar 9,7% belum menentukan pilihannya."Setelah kita analisis, ternyata profil demografis pemilih yang belum menenentukan pilihan itu, sama dengan profil pemilih Jokowi. Ada kans yang lebih besar bagi Jokowi untuk menang," pungkasnya. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie