KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Singapura saat ini tengah terpukul akibat perang dagang yang tak berkesudahan antara Amerika dan China. Banyak pihak yang menilai, ekonomi Singapura akan mengalami resesi pada tahun ini.
Senior Economist dan ASEAN UBS, Edward Teather menilai resesi ekonomi yang dialami Singapura akan menguntungkan Indonesia. "Tidak perlu khawatir atas perlambatan pertumbuhan Singapura terhadap aliran modal," kata Edward ditemui, di Kantor UBS, Jakarta, Kamis (29/8). Edward berpendapat, efek pelemahan ekonomi Singapura hanya membayangi sentimen investasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Sisi lain, kondisi tersebut akan menguntungkan Indonesia, terutaman di pasar keuangan.
Hal ini karena negara
"The Lion City" ini butuh tempat berinvestasi untuk meningkatkan ekonominya. "Percayalah, investasi di kawasan yang melambat justru menunjukkan sentimen positif ke Indonesia, mencerminkan aliran modal masuk," ujarnya.
Baca Juga: Ini daftar terbaru kota teraman di dunia, Hong Kong terlempar jauh Melihat kondisi itu, Edward tetap mewanti-wanti dan berharap pemangku kepentingan untuk lakukan langkah antisipasi dampak dari krisis ekonomi global terhadap negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Sehingga negara-negara di ASEAN dapat memengambil manfaat dari gejolak perang dagang AS dan China. "Berharap kebijakan
supply chain bisa menstabilkan dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap ekonomi Indoensia," sebutnya. Tensi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China kembali meningkat. Terakhir, Presiden Donald Trump kembali mengancam akan menaikkan tarif impor produk China jika Presiden Xi Jinping tak menemuinya di gelaran pertemuan kepala negara G20 di Jepang.
Baca Juga: JK bandingkan kemajuan Indonesia dan China dari jumlah universitas Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun memaparkan dampak dari perang dagang antara kedua negara adidaya tersebut terhadap Indonesia, yaitu aliran modal asing yang kian tertekan lantaran risiko berinvestasi yang meningkat. "Dengan adanya eskalasi perang dagang itu memang risiko berinvesatsi di negara berkembang termasuk Indonesia jadi meningkat," ujar dia ketika memberi penjelasan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Jakarta, Selasa (11/6).
Baca Juga: China merotasi pasukan Hong Kong saat pemrotes menyerukan demokrasi Perry mengatakan, berbeda dengan akhir kuartal 2018 ketika Indonesia mendapatkan aliran modal asing yang cukup deras, pada kuartal I-2019 ini terjadi penurunan arus investasi atau protofolio asing. Pada kuartal IV tahun lalu, investasi portofolio yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 10,5 miliar, sementara kuartal I 2019 ini hanya sebesar US$ 5,4 miliar. "Terutama memang karena itu tadi, ketidakpastian dampak dari perang dagang," ujar Perry. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Singapura Alami Resesi, Indonesia Bisa Ketiban Untung" Penulis : Murti Ali Lingga Editor : Erlangga Djumena Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie