KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menentang keputusan Washington untuk memungut tarif tambahan untuk barang-barang China senilai US$ 550 miliar dan memperingatkan konsekuensi yang akan diterima Amerika Serikat jika tak mengakhiri tindakan salahnya. Mengutip Reuters, komentar Kementerian Perdagangan China ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea tambahan sebesar 5% untuk barang-barang impor asal China pada Jumat (23/8) lalu, beberapa jam setelah China mengumumkan tarif balasan terbarunya atas barang-barang impor asal AS senilai US$ 75 miliar. "Proteksionisme perdagangan sepihak dan intimidasi dan tekanan maksimum seperti itu melanggar konsensus yang dicapai oleh kepala negara China dan Amerika Serikat, melanggar prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan, dan secara serius merusak sistem perdagangan multilateral dan tata perdagangan normal internasional," jelas Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (24/8) seperti dikutip Reuters.
Jika tak hentikan perang dagang, China ingatkan konsekuensi yang harus ditanggung AS
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menentang keputusan Washington untuk memungut tarif tambahan untuk barang-barang China senilai US$ 550 miliar dan memperingatkan konsekuensi yang akan diterima Amerika Serikat jika tak mengakhiri tindakan salahnya. Mengutip Reuters, komentar Kementerian Perdagangan China ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea tambahan sebesar 5% untuk barang-barang impor asal China pada Jumat (23/8) lalu, beberapa jam setelah China mengumumkan tarif balasan terbarunya atas barang-barang impor asal AS senilai US$ 75 miliar. "Proteksionisme perdagangan sepihak dan intimidasi dan tekanan maksimum seperti itu melanggar konsensus yang dicapai oleh kepala negara China dan Amerika Serikat, melanggar prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan, dan secara serius merusak sistem perdagangan multilateral dan tata perdagangan normal internasional," jelas Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (24/8) seperti dikutip Reuters.