JAKARTA. Sekretaris Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di DPR, Edy Prabowo menyampaikan kabar mengejutkan. Menjelang detik-detik akhir pengambilan keputusan di Sidang Paripurna, Edy menegaskan, Partai Gerindra sekarang tak hanya mendukung kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), tapi juga menyetujui kebijakan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Ketika dijumpai Kontan, sebelum menghadiri Sidang Paripurna DPR di Gedung DPR, Senin, (17/6), Edy menegaskan, saat ini sudah terlambat untuk mempersoalkan kenaikan BBM dan pemberian kompensasi BLSM. Sebab, rakyat butuh segera keputusan atas persoalan yang berdampak besar bagi kehidupan mereka. "Oleh sebab itu, Gerindra tak bisa melakukan penolakan,"ujar Edy. Meski Gerindra menyatakan setuju kebijakan BLSM, Edy tetap mengkritik pemberian BLSM yang hanya memberikan bantuan sosial berupa uang tunai bagi 15,5 juta masyarakat miskin. Edy mengkhawatirkan pemberian uang tunai tersebut tidak betul-betul tepat sasaran membantu warga miskin. Dia bilang, Indonesia seharusnya mencontoh model kompensasi kenaikan BBM yang pernah diterapkan di India.
Jilat ludah, Gerindra kini dukung pemerintah
JAKARTA. Sekretaris Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di DPR, Edy Prabowo menyampaikan kabar mengejutkan. Menjelang detik-detik akhir pengambilan keputusan di Sidang Paripurna, Edy menegaskan, Partai Gerindra sekarang tak hanya mendukung kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), tapi juga menyetujui kebijakan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Ketika dijumpai Kontan, sebelum menghadiri Sidang Paripurna DPR di Gedung DPR, Senin, (17/6), Edy menegaskan, saat ini sudah terlambat untuk mempersoalkan kenaikan BBM dan pemberian kompensasi BLSM. Sebab, rakyat butuh segera keputusan atas persoalan yang berdampak besar bagi kehidupan mereka. "Oleh sebab itu, Gerindra tak bisa melakukan penolakan,"ujar Edy. Meski Gerindra menyatakan setuju kebijakan BLSM, Edy tetap mengkritik pemberian BLSM yang hanya memberikan bantuan sosial berupa uang tunai bagi 15,5 juta masyarakat miskin. Edy mengkhawatirkan pemberian uang tunai tersebut tidak betul-betul tepat sasaran membantu warga miskin. Dia bilang, Indonesia seharusnya mencontoh model kompensasi kenaikan BBM yang pernah diterapkan di India.