Jimly ingin perbaiki relasi KPK dengan jaksa dan polisi



JAKARTA. Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqqie ingin memperbaiki hubungan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan lembaga penegak hukum lainnya jika terpilih menjadi pemimpin lembaga itu. Dia mengatakan, posisi KPK berada di titik nadir gara-gara berselisih dengan polisi dan jaksa."Ada yang perlu diperbaiki. Menata hubungan dengan sesama penegak hukum," ujar Jimly saat mengikuti tes wawancara dengan Panitia Seleksi Pimpinan KPK, Kamis (26/8). Jimly juga memiliki misi lain. Dia ingin menjadikan KPK sebagai mitra yang baik dengan kementerian untuk bisa membersihkan instansinya masing-masing. "Bukan hanya menangkap orang yang salah saja," tukasnya.Ketika dikonfirmasi soal penerimaan Dana Abadi Umat (DAU) untuk biaya umroh pada 2002 silam, Jimly menegaskan dirinya tidak mempunyai jabatan apa-apa pada saat menerima dana itu. "Saya sebagai tokoh diundang untuk umroh. Saya terima saja," ujarnya. Tapi belakangan dia baru mengetahui kalau DAU itu membuat menteri agama ketika itu tersangkut kasus korupsi.Hari ini Pansel melakukan wawancara terhadap tujuh calon bos KPK. Ini merupakan tes terakhir sebelum memilih dua calon yang akan diserahkan pada Presiden. Ketujuh calon tersebut adalah Bambang Widjayanto (advokat), Chaerul Rasjid (polisi), Fachmi (Jaksa), I Wayan Sudirta (anggota DPD), Jimly Asshidiqqie (mantan Ketua MK), Melli Darsa (advokat), dan Muhammad Busyro Muqoddas (Ketua Komisi Yudisial).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can