JAKARTA. Kendati produk asuransi jiwa berbasis investasi alias unitlink tengah naik daun beberapa tahun belakangan ini, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tidak mau latah. Buktinya, perusahaan asuransi pelat merah ini tetap mematok produk asuransi jiwa tradisionalnya tumbuh lebih kencang, yakni 30%, ketimbang unitlink yang hanya 15%. De Jong Adrian, Direktur Asuransi Jiwasraya menuturkan, perseroannya memang berbeda dengan pelaku industri asuransi jiwa lainnya yang lebih gencar memasarkan unitlink. Sejak awal, Jiwasraya dikenal sebagai perusahaan asuransi jiwa tradisional. “Sebesar Rp 5 triliun dari total pendapatan premi perseroan yang mencapai Rp 5,7 triliun hingga akhir tahun lalu itu berasal dari produk asuransi jiwa tradisional (endowment). Sisanya sekitar Rp 700 miliar berasal dari unitlink. Itu berarti, porsinya berkisar 89% berbanding 11%,” ujarnya, kepada KONTAN, Senin (17/2).
Jiwasraya patok asuransi jiwa tradisional naik 30%
JAKARTA. Kendati produk asuransi jiwa berbasis investasi alias unitlink tengah naik daun beberapa tahun belakangan ini, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tidak mau latah. Buktinya, perusahaan asuransi pelat merah ini tetap mematok produk asuransi jiwa tradisionalnya tumbuh lebih kencang, yakni 30%, ketimbang unitlink yang hanya 15%. De Jong Adrian, Direktur Asuransi Jiwasraya menuturkan, perseroannya memang berbeda dengan pelaku industri asuransi jiwa lainnya yang lebih gencar memasarkan unitlink. Sejak awal, Jiwasraya dikenal sebagai perusahaan asuransi jiwa tradisional. “Sebesar Rp 5 triliun dari total pendapatan premi perseroan yang mencapai Rp 5,7 triliun hingga akhir tahun lalu itu berasal dari produk asuransi jiwa tradisional (endowment). Sisanya sekitar Rp 700 miliar berasal dari unitlink. Itu berarti, porsinya berkisar 89% berbanding 11%,” ujarnya, kepada KONTAN, Senin (17/2).