JJ Royal sasar segmen menengah



JAKARTA. Pertumbuhan kelas menengah yang pesat di Indonesia membuat produsen  kopi bubuk, PT JJ Multi Utama, melebarkan sayap bisnis ke segmen menengah. Awalnya, anak usaha Sugar Group Company ini berbisnis kopi premium bagi segmen atas.

Langkah awal JJ Multi adalah mulai meluncurkan produk dalam kemasan saset dengan harga terjangkau. "Tapi, kami tetap menggunakan produk kopi grade satu yang selama ini mayoritas masih diekspor," kata Presiden Direktur JJ Multi Utama, Yusuf Sumartha, Kamis (11/4).

Catatan saja, produk saset pertama dari JJ Multi Utama merupakan jenis kopi tubruk dengan harga Rp 2.500 per bungkus.


Lantaran memasarkan kopi kelas satu (grade 1), produk dengan merek JJ Royal punya pasar terbatas, yakni menyasar segmen A dan A+. Nah, dengan adanya varian saset ini, Yusuf menargetkan bisa menjangkau segmen B+, malah sampai C+.

Supaya perluasan pasar makin lancar, JJ Multi Utama berencana meluncurkan produk baru di akhir 2013. Sayang, Yusuf masih menutup rapat jati diri produk ini. Yang pasti, saat ini JJ Multi Utama sudah memiliki 40 varian produk kopi.

Saat pertama kali meluncurkan produknya, Yusuf bercerita, mayoritas pasar mereka adalah para ekspatriat yang lebih familiar dengan kopi kualitas prima. Namun, saat ini komposisi konsumen ekspatriat dan masyarakat Indonesia sudah sebanding. Malah, ia yakin, masyarakat Indonesia bakal menjadi konsumen terbesar JJ Royal.

Sayang, Yusuf belum mau merinci kinerja penjualan. Namun menurutnya, selama ini pertumbuhan penjualan JJ Multi Utama selalu di atas 50%. Begitu pun dengan target penjualan perusahaan tahun ini yang dipatok bisa melebihi 50% dibanding tahun lalu.

JJ Multi Utama bisa meraup pertumbuhan penjualan cukup tinggi lantaran pemain kopi premium di Indonesia masih minim. Yusuf mengklaim,  saat ini, JJ Multi Utama menguasai 60% pasar kopi premium di Indonesia.

Menurut Yusuf, pasar kopi bubuk domestik sekitar Rp 10 triliun per tahun. Namun porsi kopi premium hanya 1% dari total pasar kopi bubuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon