JK: Anggaran Asian Games jangan lebih dari Rp 4 T



JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Asian Games XVIII/2018 terlalu besar.

Wapres meminta anggaran yang dipakai nantinya dipangkas dan tidak lebih dari Rp 4 triliun.

"Maksimal Rp 4 triliun untuk penyelenggaraan ini," kata Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi usai rapat persiapan Asian Games 2018 di Kantor Wapres, Selasa (7/3) malam.

Panitia Penyelenggara Indonesia untuk Asian Games 2018 (Inasgoc) sebelumnya mengusulkan anggaran untuk keperluan event olah raga empat tahunan itu sebesar Rp 8,7 triliun.

Sementara, untuk tahun ini, anggaran yang dibutuhkan, yaitu sebesar Rp 2,3 trilun.

Menurut Imam, perencanaan anggaran tersebut saat ini tengah diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna mengetahui pos-pos mana saja yang dapat dihemat.

Audit, kata dia, juga melibatkan pihak Inspektorat Kemenpora.

"Itu kan di luar konteks prestasi maupun infrastruktur. Apakah sebesar itu, akan kami tunggu nanti," kata dia.

Untuk saat ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 500 miliar di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 untuk kegiatan perencanaan Asian Games 2018.

Namun, dana tersebut belum dapat dicairkan lantaran masih menunggu perpres terkait pengadaan barang dan jasa ditandatangani Presiden Joko Widodo.

Perpres tersebut, lanjut Imam, juga akan digunakan sebagai payung hukum untuk mencari sponspor.

Saat ini, rancangan perpres tersebut telah diajukan ke Kementerian Sekretaris Negara.

"Tinggal ditandatangani oleh Presiden saja," tandasnya.

Dalam rapat yang digelar secara tertutup selama 1 jam, kemarin, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, pendanaan Asian Games 2018 tidak cukup bila hanya mengandalkan APBN.

"Jadi memang harus diperlukan sponsor yang nantinya akan bekerja sama dengan pemerintah untuk bisa melaksanakan Asian Games ini ke depan," kata Puan.

Puan mengaku, telah mendata sejumlah sponsor, baik nasional maupun internasional, yang nantinya berpotensi memberikan dukungan untuk perhelatan ini.

"Dan dalam waktu dekat tentu saja Pak Wapres akan mengundang beberapa teman-teman dari swasta untuk membicarakan, karena ini memang gawe nasional. Jadi diperlukan keterlibatan semua pihak," ujarnya.

Dijumpai terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, untuk menggaet sponsor dalam jumlah besar, maka image yang harus dibangun dalam pelaksanaan Asian Games 2018 harus sebaik mungkin.

Pasalnya, tidak mungkin bila penyelenggaran event tersebut hanya mengandalkan APBN.

"Kalau imagenya rendah nanti telak, apa macam-macam terus. Nah, itu sponsornya ragu-ragu, (seperti) di Surabaya enggak jadi kan Asian Gamesnya," kata Kalla usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Asociation (IORA) di Jakarta Convention Center, kemarin.

Surabaya sebelumnya pernah mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Namun, saat itu Indonesia kalah dari Vietnam pada saat mengajukan penawaran.

Belakangan, Vietnam mengundurkan diri sebagai kandidat tuan rumah karena alasan finansial.

Sementara, untuk saat ini kota yang ditunjuk sebagai tuan rumah yaitu DKI Jakarta dan Palembang.

Pemilihan kedua kota itu dilakukan di masa-masa terakhir Roy Suryo menjabat sebagai Menpora. (Dani Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie