JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate harus berada di level yang stabil. Maksudnya jangan sampai kebijakannya membuat kondisi kondisi perbankan terganggu. Oleh karena itu menanggapi pertemuannya dengan Gubernur Bank Indonesia kemarin (6/5) di Istana Negara, Jakarta, JK mengaku dirinya tidak meminta BI rate turun. "Sebenarnya sekarang ini kebijakan moneter sudah agak longgar dari tahun lalu," ujarnya, Kamis (7/5) di Jakarta. Namun demikian, kalaupun BI mau menurunkan kembali BI rate juga tidak masalah. Sebab masih ada ruang bagi BI rate untuk turun sedikit lagi dari saat ini yang berada di level 7,5%. Menurutnya penurunan BI rate juga harus mempertimbangkan kondisi perbankan. "Jangan sampai bunga rendah membuat masyarakat malas menabung di bank," katanya. Tekanan untuk menurunkan BI rate muncul, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2015 hanya 4,71%. Sementara target pemerintah untuk asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,7%. Menurut JK untuk mendongkrak pertumbuhan pemerintah harus fokus untuk mendorong realisasi belanja modal. Serta menarik investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
JK: Masih ada ruang bagi BI turunkan BI rate
JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate harus berada di level yang stabil. Maksudnya jangan sampai kebijakannya membuat kondisi kondisi perbankan terganggu. Oleh karena itu menanggapi pertemuannya dengan Gubernur Bank Indonesia kemarin (6/5) di Istana Negara, Jakarta, JK mengaku dirinya tidak meminta BI rate turun. "Sebenarnya sekarang ini kebijakan moneter sudah agak longgar dari tahun lalu," ujarnya, Kamis (7/5) di Jakarta. Namun demikian, kalaupun BI mau menurunkan kembali BI rate juga tidak masalah. Sebab masih ada ruang bagi BI rate untuk turun sedikit lagi dari saat ini yang berada di level 7,5%. Menurutnya penurunan BI rate juga harus mempertimbangkan kondisi perbankan. "Jangan sampai bunga rendah membuat masyarakat malas menabung di bank," katanya. Tekanan untuk menurunkan BI rate muncul, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2015 hanya 4,71%. Sementara target pemerintah untuk asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,7%. Menurut JK untuk mendongkrak pertumbuhan pemerintah harus fokus untuk mendorong realisasi belanja modal. Serta menarik investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News