JK Rowling dan Elon Musk Disebut dalam Gugatan Cyberbullying Imane Khelif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imane Khelif, petinju wanita yang meraih medali emas pertama untuk Algeria di Olimpiade dan medali emas pertama bagi tinju Algeria sejak 1996, baru-baru ini mengajukan gugatan hukum terkait tindakan cyberbullying.

Khelif, yang menjadi sorotan global terkait perselisihan kelayakan gender selama pertandingan Olimpiade, kini menghadapi bentuk-bentuk pelecehan online yang mengarah pada tindakan hukum terhadap beberapa tokoh terkenal termasuk JK Rowling dan Elon Musk.

Pengajuan Gugatan

Pada hari Rabu, pengacara Khelif, Nabil Boudi, mengonfirmasi bahwa mereka telah mengajukan pengaduan kriminal terkait dugaan “tindakan cyber-harassment” kepada kejaksaan umum Paris. Gugatan ini diajukan terhadap X (sebelumnya Twitter), yang menurut hukum Prancis berarti diajukan terhadap orang-orang yang tidak dikenal.


Pengaduan ini menuduh bahwa Khelif menjadi korban cyberbullying yang “misoginis, rasis, dan seksis”.

Boudi menjelaskan bahwa pengaduan ini memberikan wewenang penuh kepada pihak berwenang untuk menyelidiki semua pihak yang terlibat, termasuk mereka yang mungkin menulis pesan kebencian dengan nama samaran.

Pengacara juga menambahkan bahwa pengaduan tersebut menyebutkan tokoh-tokoh terkenal seperti JK Rowling dan Elon Musk, serta kemungkinan Donald Trump juga akan menjadi bagian dari penyelidikan.

Baca Juga: Sempat Diwarnai Kontroversi, Imane Khelif Ahirnya Raih Medali Emas di Olimpiade Paris

Kontroversi dan Reaksi Publik

Khelif menghadapi tuduhan terkait gender setelah diketahui bahwa ia dilarang berkompetisi di Kejuaraan Dunia Tinju 2023 karena gagal dalam tes kelayakan gender yang dilakukan oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA).

Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) membantah hasil tes ini dan mencabut pengakuan IBA sebagai badan pengatur tinju serta mengusirnya dari Olimpiade karena masalah termasuk korupsi, transparansi keuangan, dan tata kelola.

Khelif yang lahir sebagai wanita dan tidak pernah mengidentifikasi dirinya sebagai transgender atau interseks. “Secara ilmiah, ini bukan pria yang bertanding melawan wanita,” terang IOC

Perhatian luas muncul ketika petinju Italia Angela Carini menyerahkan pertandingannya melawan Khelif di kompetisi tinju 66kg setelah hanya 46 detik. "Saya belum pernah merasakan pukulan seperti ini,” ungkapnya.

Khelif kemudian dibanjiri dengan serangan, sebagian besar melalui media sosial, khususnya X. Komentar-komentar ini semakin meningkat setelah tokoh-tokoh terkenal mulai memposting tentang masalah ini.

Dalam pesan kepada 14,2 juta pengikutnya di X, Rowling memposting gambar dari pertarungan Khelif dengan Carini dan menulis: “Senyum seorang pria yang tahu dia dilindungi oleh badan olahraga misoginis yang menikmati kesusahan seorang wanita yang baru saja dipukul di kepala, dan ambisi hidupnya baru saja dihancurkan.”

Dalam tweet lain, penulis Harry Potter tersebut mengatakan: “Saya tidak mengklaim Khelif adalah transgender. Keberatan saya, dan banyak orang lainnya, adalah kekerasan pria terhadap wanita yang menjadi olahraga Olimpiade.”

Elon Musk, yang memiliki X, membagikan postingan dari perenang AS Riley Gaines yang mengatakan “pria tidak pantas berada di olahraga wanita” dan menambahkan: “Absolut.”

Sementara itu, Trump memposting gambar dari pertarungan tersebut disertai pesan: “Saya akan menjaga pria tetap keluar dari olahraga wanita!”

Baca Juga: Kontroversi Menggelayuti Pelaksanaan Tinju Wanita di Olimpiade Paris 2024

Tindakan Hukum dan Potensi Dampaknya

Boudi menyatakan bahwa meskipun nama-nama tersebut disebutkan dalam pengaduan, “kami meminta agar pihak berwenang menyelidiki tidak hanya orang-orang ini tetapi siapa pun yang dianggap perlu.”

Ia menambahkan bahwa jika kasus ini sampai ke pengadilan, para terdakwa akan diadili. Meskipun gugatan ini diajukan di Prancis, “ini bisa menargetkan tokoh-tokoh terkenal di luar negeri,” katanya.

Pelatih Khelif, Pedro Diaz, mengatakan bahwa perundungan yang dialami petinju tersebut selama Olimpiade sangat mempengaruhi dirinya dan “semua orang di sekelilingnya.” Diaz, yang telah melatih 21 juara Olimpiade sebelum Khelif, menilai peristiwa ini sebagai sesuatu yang sangat menjijikkan.

Setelah kemenangannya melawan Liu Yang dari China pada hari Sabtu, Khelif menyatakan: “Saya sepenuhnya memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini. Saya wanita seperti wanita lainnya. Saya lahir sebagai wanita, saya hidup sebagai wanita, saya berkompetisi sebagai wanita, tidak ada keraguan tentang itu.”

“[Para penentang] adalah musuh kesuksesan, itulah yang saya sebut mereka. Dan itu juga memberi rasa khusus pada kesuksesan saya karena serangan-serangan ini,” ujarnya.

Editor: Handoyo .