JAKARTA. Mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla (JK) menyambut baik dan siap jika dirinya masih dipercaya untuk mengabdi kepada rakyat dan negara pada pemilihan presiden dan wakil presiden tahun depan. Namun, semua itu berpulang pada kehendak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mengusungnya dan rakyat itu sendiri.”Bagi saya, hanya satu, selama itu bisa bermanfaat bagi rakyat dan negara, saya siap melaksanakannya jika bersama Pak Jokowi (Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta),” kata Kalla saat dihubungi Kompas, Selasa (27/8) siang ini.Menurut Kalla, Jokowi termasuk sosok yang didorongnya saat akan menjadi calon gubernur DKI Jakarta tahun lalu. ”Jokowi sosok yang memiliki kepribadian yang baik, punya kemampuan, bisa mengambil keputusan, dan memenuhi aspirasi rakyat. Lebih penting lagi, jika saya bersama Jokowi, ada yang bilang, itu sebuah harmoni, antara perwakilan Jawa dan luar Jawa,” tuturnya.Namun, Kalla menyatakan, semuanya itu kembali lagi pada sikap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan DPP PDI-P serta rakyat sendiri. ”Apakah memang mandat itu dipercayakan kepada saya? Kita lihat saja. Buat saya sendiri, sekarang ini, saya hanya melayani masyarakat di Palang Merah Indonesia (PMI) ataupun Dewan Masjid dan lainnya. Kalau itu dilihat sebagai sebuah pekerjaan, bagi saya itu hanya pengabdian saja. Tak lebih,” papar Kalla.Kuncinya di MegaDihubungi terpisah, Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan, faktor penentu maju tidaknya Jokowi ke bursa calon presiden memang ada pada Megawati.Megawati disebutnya berperan sentral dalam karier politik Jokowi.Terlepas dari popularitas yang ditunjukkan Jokowi dibandingkan dengan figur lain yang bertarung dalam pemilu presiden, keputusan akhir maju tidaknya Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden tetap berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Keputusan untuk mempertarungkan Jokowi dalam pilpres harus menjadi keputusan Megawati, termasuk menentukan siapa yang akan menjadi pasangannya.Seperti diberitakan, Jokowi meraih popularitas tertinggi dalam survei yang digelar Litbang Kompas kepada 1.400 responden. Dalam periode survei Desember 2012 hingga Juni 2013, popularitas Jokowi meroket dari 17,7 persen menjadi 32,5 persen.Elektabilitas Jokowi bahkan melampaui nama-nama sejumlah tokoh yang lebih dahulu disebut sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014, seperti Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, dan Aburizal Bakrie.Popularitas Jokowi juga tampak dari survei-survei sejumlah lembaga penelitian yang sudah merilis hasil sebelumnya.Pengajar politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi, menjelaskan, ada tiga skenario partisipasi Jokowi, yakni disandingkan dengan Megawati, menggandeng figur baru, serta berkoalisi.Pilihan terbaik adalah mencari figur baru untuk mendampingi Jokowi, sementara pilihan koalisi sangat bergantung dengan peta politik PDI-P.”Kelihatannya PDI-P bakal menghindari Partai Demokrat ataupun PKS apabila nanti berkoalisi,” ujar Muradi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
JK Siap dipasangkan dengan Jokowi
JAKARTA. Mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla (JK) menyambut baik dan siap jika dirinya masih dipercaya untuk mengabdi kepada rakyat dan negara pada pemilihan presiden dan wakil presiden tahun depan. Namun, semua itu berpulang pada kehendak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mengusungnya dan rakyat itu sendiri.”Bagi saya, hanya satu, selama itu bisa bermanfaat bagi rakyat dan negara, saya siap melaksanakannya jika bersama Pak Jokowi (Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta),” kata Kalla saat dihubungi Kompas, Selasa (27/8) siang ini.Menurut Kalla, Jokowi termasuk sosok yang didorongnya saat akan menjadi calon gubernur DKI Jakarta tahun lalu. ”Jokowi sosok yang memiliki kepribadian yang baik, punya kemampuan, bisa mengambil keputusan, dan memenuhi aspirasi rakyat. Lebih penting lagi, jika saya bersama Jokowi, ada yang bilang, itu sebuah harmoni, antara perwakilan Jawa dan luar Jawa,” tuturnya.Namun, Kalla menyatakan, semuanya itu kembali lagi pada sikap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan DPP PDI-P serta rakyat sendiri. ”Apakah memang mandat itu dipercayakan kepada saya? Kita lihat saja. Buat saya sendiri, sekarang ini, saya hanya melayani masyarakat di Palang Merah Indonesia (PMI) ataupun Dewan Masjid dan lainnya. Kalau itu dilihat sebagai sebuah pekerjaan, bagi saya itu hanya pengabdian saja. Tak lebih,” papar Kalla.Kuncinya di MegaDihubungi terpisah, Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan, faktor penentu maju tidaknya Jokowi ke bursa calon presiden memang ada pada Megawati.Megawati disebutnya berperan sentral dalam karier politik Jokowi.Terlepas dari popularitas yang ditunjukkan Jokowi dibandingkan dengan figur lain yang bertarung dalam pemilu presiden, keputusan akhir maju tidaknya Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden tetap berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Keputusan untuk mempertarungkan Jokowi dalam pilpres harus menjadi keputusan Megawati, termasuk menentukan siapa yang akan menjadi pasangannya.Seperti diberitakan, Jokowi meraih popularitas tertinggi dalam survei yang digelar Litbang Kompas kepada 1.400 responden. Dalam periode survei Desember 2012 hingga Juni 2013, popularitas Jokowi meroket dari 17,7 persen menjadi 32,5 persen.Elektabilitas Jokowi bahkan melampaui nama-nama sejumlah tokoh yang lebih dahulu disebut sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014, seperti Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, dan Aburizal Bakrie.Popularitas Jokowi juga tampak dari survei-survei sejumlah lembaga penelitian yang sudah merilis hasil sebelumnya.Pengajar politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi, menjelaskan, ada tiga skenario partisipasi Jokowi, yakni disandingkan dengan Megawati, menggandeng figur baru, serta berkoalisi.Pilihan terbaik adalah mencari figur baru untuk mendampingi Jokowi, sementara pilihan koalisi sangat bergantung dengan peta politik PDI-P.”Kelihatannya PDI-P bakal menghindari Partai Demokrat ataupun PKS apabila nanti berkoalisi,” ujar Muradi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News