Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta semua pihak ikut mengawasi penggunaan Dana Desa. Pasalnya, penggunaan Dana Desa rawan penyimpangan. JK meyakini banyak pihak yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi dari Dana Desa.
Buktinya, ia menemukan sebidang jalan yang panjangnya hanya sekitar 500 meter memakan anggaran sekitar Rp 400 juta. Ia sempat memeriksa jalan tersebut dan ia menemukan jumlah aspal pasir dan pendukung lainnya, kurang memadai. Ia katakan harga Rp 400 juta terlalu mahal. "Kemana itu uang (sisanya), apa itu pembangunan desa? Apa hasilnya, perlu kita ketahui, azas manfaat yang penting, bukan (hanya mendorong) serapan (anggaran)," ungkap JK, dalam sambutannya di acara Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan dan Pemberdayaan Desa, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, (22/2/2016). Di hadapan ratusan peserta rapat, ia mengingatkan bahwa konsep pembangunan seperti itu tidak boleh diulangi. Ia meminta semua pihak membantu pemerintah, memantau anggaran daerah. Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan, dana desa yang besarannya sekitar Rp 1 miliar agar dikelola dengan baik. Sehingga dampaknya bisa sangat positif untuk masyarakat. "Sekarang bagaimana melaksanakan ini dengan standar yang baik. Apabila tidak, maka akan jadi pemborosan yang luar biasa," jelasnya.
JK juga mengingatkan Dana Desa bukan lah uang yang harus dihabiskan, agar laporan keuangan suatu wilayah dapat dikatakan baik. Dana Desa harus mempertimbangkan azas manfaat. (Nurmulia Rekso Purnomo) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto