JNE bidik pendapatan Rp 3,9 triliun tahun depan



JAKARTA. PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) tak mau ketinggalan dengan perusahaan lain untuk menyiapkan target bisnis tahun depan. Pengelola jasa pengiriman barang dengan bendera JNE itu optimistis dengan menetapkan target pendapatan Rp 3,9 triliun pada 2015.

Johari Zein, Managing Director Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, bilang, untuk mengejar target itu, JNE akan mengalokasikan belanja modal Rp 600 miliar. Ada empat rencana penggunaan belanja modal.

Pertama, membangun hub atau tempat singgah baru. Tapi ia belum bisa membeberkan titik lokasi hub yang diincar. Cuma, Johari menggambarkan saat ini Tiki JNE sudah punya 5.000 hub di Indonesia. Di Ibukota, perusahaan itu memiliki empat hub besar dengan 400 titik transit.


Kedua, memperbesar bisnis e-commerce. Setelah merilis layanan e-commerce yang menjual makanan khas Indonesia bertajuk Pesona Nusantara. Tiki JNE akan merilis layanan e-commerce yang menjual suvenir khas Indonesia.

Perusahaan itu serius mendalami lini bisnis e-commerce karena sumbangan bisnis itu menjanjikan. "Shipment per bulan itu delapan juta produk dibagi 25 hari. Nah setengahnya adalah pengiriman e-commerce," terang Johari Kamis (13/11). Jadi jika dihitung, pengiriman barang dari bisnis e-commerce per bulan sebanyak 160.000 produk.

Sementara kalau dari sisi pendapatan, sejauh ini pendapatan Tiki JNE dari bisnis e-commerce sekitar Rp 1 miliar. Sepanjang tahun 2013, pendapatan bisnis itu Rp 700 juta.

Ketiga, membangun gedung baru. Tiki JNE tengah membangun tiga gedung untuk kebutuhan tiga unit yakni pergudangan, IT, dan robotik. Untuk urusan pergudangan, perusahaan ini membangun gedung anyar di Cimanggis, Jawa Barat, dengan luas bangunan 8.000 meter persegi (m²) dan luas atas lahan 17.000 m².

Sementara gedung robotik dan gedung IT ada di Jakarta Barat. Jika gedung robotik di Slipi, gedung IT besebelahan dengan kantor pusat perusahaan ini di Tomang.

Keempat, menambah kendaraan operasional. "Kami akan sewa pesawat untuk menyiasati pengiriman via udara," kata Johari.

Tiki JNE akan mengutamakan jalur pengiriman Jawa–Sumatra karena jalur itu terpadat. Sejauh ini Johari belum bisa berbagi detail jumlah pesawat yang akan disewa. Yang pasti, sejauh ini pengiriman via udara masih menumpang pesawat penumpang sehingga total kapasitas pengangkutan per pesawat hanya sekitar dua ton hingga tiga ton.

Dalam menjalankan segala roda bisnis, sejauh ini Tiki JNE belum berencana menggandeng investor asing. Perusahaan ini merasa pilihan itu sejalan dengan amanat beleid UU Nomor 38 Tahun 2009 tentang pos yang membatasi perusahaan asing dari wilayah operasional, hanya sampai kota yang memiliki pelabuhan atau bandara internasional.

Asal tahu saja, target pendapatan 2015 sebesar Rp 3,9 triliun itu 40% lebih tinggi dibandingkan dengan target tahun 2014 yang sebesar Rp 2,5 triliun. Hingga September 2014, manajemen JNE mengklaim telah mengumpulkan pendapatan Rp 2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina