Sejak awal mendirikan usaha Waroeng Steak and Shake, Jody Brotoseno memang mengincar segmentasi lidah masyarakat Indonesia. Hingga dia mempopulerkan tagline yakni Waroeng Steaknya Indonesia dengan menyajikan steak yang bisa dimakan dengan nasi. Seluruh bahan baku selama ini dia ambil dari pasar-pasar terdekat lokasi gerai. Semua produknya halal dan tidak ada yang impor. Pria yang memiliki moto yakni hidup bermanfaat buat orang lain ini bilang, modal dalam membangun suatu usaha adalah kerja keras dan doa. "Saya dulu awal merintis usaha ini terjun langsung mulai dari membikin meja, atap, hingga memotong daging," tuturnya. Menjalani bisnis kuliner yang murah meriah seperti ini membuatnya tidak bisa menetapkan keuntungan yang besar. Dia bilang, margin usaha Waroeng Steak hanya berkisar 15%−18%, jauh lebih kecil dari usaha kuliner lainnya yang bisa meraup omzet lebih dari 20%.
Jody ingin melebarkan sayap hingga kota kecil
Sejak awal mendirikan usaha Waroeng Steak and Shake, Jody Brotoseno memang mengincar segmentasi lidah masyarakat Indonesia. Hingga dia mempopulerkan tagline yakni Waroeng Steaknya Indonesia dengan menyajikan steak yang bisa dimakan dengan nasi. Seluruh bahan baku selama ini dia ambil dari pasar-pasar terdekat lokasi gerai. Semua produknya halal dan tidak ada yang impor. Pria yang memiliki moto yakni hidup bermanfaat buat orang lain ini bilang, modal dalam membangun suatu usaha adalah kerja keras dan doa. "Saya dulu awal merintis usaha ini terjun langsung mulai dari membikin meja, atap, hingga memotong daging," tuturnya. Menjalani bisnis kuliner yang murah meriah seperti ini membuatnya tidak bisa menetapkan keuntungan yang besar. Dia bilang, margin usaha Waroeng Steak hanya berkisar 15%−18%, jauh lebih kecil dari usaha kuliner lainnya yang bisa meraup omzet lebih dari 20%.