KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengampuni putranya, Hunter, yang telah mengaku bersalah atas pelanggaran pajak dan dihukum atas tuduhan terkait pemilikan senjata api. Biden, pada hari Minggu (1/12), menandatangani surat pengampunan untuk Hunter. Meskipun begitu, Biden merasa putranya selama ini dituntut secara selektif dan tidak adil. "Hari ini, saya menandatangani surat pengampunan untuk putra saya, Hunter. Sejak saya menjabat, saya mengatakan bahwa saya tidak akan mencampuri keputusan Departemen Kehakiman, dan saya menepati janji saya meskipun saya melihat putra saya dituntut secara selektif dan tidak adil," kata Biden dalam pernyataannya, dikutip
Reuters.
Sebelum ini, pihak Gedung Putih telah berulang kali menegaskan bahwa Biden tidak akan memberikan pengampunan atau meringankan hukuman bagi Hunter. Selain melakukan pelanggaran pajak dan aturan kepemilikan senjata api, Hunter Biden juga seorang pecandu narkoba yang sedang dalam pemulihan. Saat ini Biden melihat bahwa Hunter menjadi target pengadilan hanya karena dirinya adalah seorang anak presiden. "Tidak ada orang waras yang melihat fakta-fakta kasus Hunter yang bisa mencapai kesimpulan lain selain Hunter dipilih hanya karena dia adalah anak saya," lanjut Biden.
Baca Juga: Alasan Biden Izinkan Ukraina Gunakan Rudal AS Serang Wilayah Rusia Pengampunan Penuh dan Tanpa Syarat
Surat grasi yang ditandatangani Biden pada hari Minggu menyatakan bahwa sang Presiden memberikan pengampunan "penuh dan tanpa syarat" kepada anaknya atas pelanggaran apa pun dalam rentang waktu 1 Januari 2014 hingga 1 Desember 2024. Hunter Biden menghadapi hukuman atas pernyataan palsu dan dakwaan kepemilikan senjata bulan ini. Pada bulan September, dirinya telah mengaku bersalah atas dakwaan federal karena tidak membayar pajak sebesar US$1,4 juta saat menghabiskan uang untuk narkoba, pekerja seks, dan barang-barang mewah. Hunter telah dijadwalkan untuk dijatuhi hukuman dalam kasus tersebut pada tanggal 16 Desember. Dalam pernyataannya hari Minggu, Hunter mengakui kesalahannya dan bersedia bertanggung jawab. "Saya telah mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan saya, kesalahan yang telah dieksploitasi untuk mempermalukan dan mempermalukan saya dan keluarga saya di depan umum demi kepentingan politik," kata Hunter.
Baca Juga: AS Berpotensi Blokir Transfer Sejumlah Senjata ke Israel Tonton: Joe Biden dan Xi Jinping Capai Kata Sepakat Tentang 1 Hal Penting Ini, Apa Itu? Dikritik Partai Republik
Keputusan Presiden Biden yang menghapus kesalahan putranya itu jelas ditentang oleh Partai Republik yang merupakan rival politiknya. Donald Trump jelas jadi Republikan terdepan yang melempar kritik. "Apakah pengampunan yang diberikan Joe kepada Hunter mencakup para sandera J-6, yang kini telah dipenjara selama bertahun-tahun? Sungguh penyalahgunaan dan ketidakadilan hukum!," tulis Trump dalam platform media sosial buatannya, Truth Social. Sandera J-6 mengacu pada orang-orang yang dihukum karena menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, setelah Trump mengklaim secara palsu bahwa ia memenangkan pemilu 2020.
James Comer, ketua Komite Pengawasan dan Akuntabilitas DPR AS dari Partai Republik juga melempar kritik. Dirinya menyebut bahwa Biden telah lama menggunakan jabatannya untuk kepentingan keluarga. "Joe Biden telah berbohong dari awal hingga akhir tentang kegiatan korupsi keluarganya yang berkaitan dengan perluasan pengaruh," kata Comer.