KONTAN.CO.ID - Sosok Joe Lewis dikenal sebagai salah satu miliarder paling berpengaruh yang memiliki rekam jejak panjang dalam dunia investasi global. Namanya sering dikaitkan dengan kepemilikan perusahaan besar, investasi lintas negara, hingga portofolio yang sangat beragam. Ia juga menjadi sorotan internasional karena keterlibatannya dalam kasus hukum yang menimpa dirinya dalam beberapa tahun terakhir. Pada November tahun 2025, Joe Lewis diberitakan bebas bersyarat oleh Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Winklevoss Twins Bertaruh pada Zcash, Saham Cypherpunk Melejit Latar Belakang dan Awal Karier Joe Lewis lahir di London Timur pada 5 Februari 1937. Ia mengawali karier bisnisnya dari usaha katering keluarga dan kemudian menjual bisnis tersebut pada akhir 1970-an untuk masuk ke dunia investasi dan perdagangan valuta asing. Menurut
Bloomberg, perusahaan induknya, Tavistock Group, mengendalikan saham di lebih dari 200 perusahaan di berbagai negara. Lewis memilih tinggal di Bahama sebagai basis investasinya. Pendekatan ini menunjukkan bahwa ia mulai dari sektor yang sederhana kemudian mengolah modal dan wawasan menjadi investasi berskala global. Investasi Joe Lewis Lewis menggunakan Tavistock Group sebagai kendaraan investasi yang sangat diversifikasi, mencakup sektor properti, resort mewah, real estat, dan olahraga.
Bloomberg mencatat bahwa ia memiliki kepentingan di banyak negara dan bidang melalui perusahaan tersebut. Salah satu aset terkenal adalah perusahaan holding ENIC yang mengendalikan klub sepak bola Inggris, Tottenham Hotspur, meskipun kontrol operasional sudah dialihkan ke trust keluarga pada 2022. Strategi investasi Lewis menunjukkan bahwa ia tidak hanya berfokus pada satu bidang tetapi membangun jaringan luas dari berbagai aset global. Kasus Hukum dan Pengakuan Bersalah Pada Januari 2024, Lewis mengaku bersalah atas tuduhan insider trading dan konspirasi terkait pemberian informasi non-publik kepada orang-orang dekat untuk memperoleh keuntungan saham. Pelanggaran ini terjadi antara 2019 dan 2021 menurut laporan-laporan resmi. Ia didenda US$5 juta dan dijatuhi masa pengawasan selama tiga tahun oleh pengadilan federal AS, tanpa penjara, karena usia lanjut dan kondisi kesehatannya. Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan figur miliarder besar dan menegaskan bahwa pelaku besar pun berada dalam pengawasan hukum.
Tonton: Sidak Bea Cukai Tanjung Perak, Purbaya Temukan Harga Pompa Air Rp 117.000, Dijual Online Rp 50 Juta Pembebasan Melalui Grasi Pada 13 November 2025, Presiden AS Donald Trump memberikan grasi kepada Lewis yang sebelumnya divonis dan didenda, sehingga hukuman pidana formal dibebaskan.
The Guardian melaporkan bahwa grasi diberikan agar Lewis dapat menjalani perawatan medis dan mengunjungi keluarga di AS. Meskipun grasi menghapus konsekuensi pidana, denda dan kewajiban finansial tetap berlaku secara resmi. Pembebasan ini memunculkan diskusi luas mengenai mekanisme grasi dan implikasi keadilan bagi individu berkekayaan besar. Warisan Bisnis Jejak bisnis Lewis sangat luas dan kompleks: dari investasi di resort mewah, bidang bioteknologi, hingga olahraga profesional. Warisan investasinya menunjukkan kemampuan untuk mengambil keputusan strategis yang berani dan global. Namun kasus hukum dan grasi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kisahnya, menunjukkan bahwa keberhasilan besar juga membawa risiko regulasi dan reputasi.
Di satu sisi, ia tetap dihormati sebagai investor ulung; di sisi lain, ia menjadi contoh bahwa kekayaan besar tidak secara otomatis bebas dari konsekuensi hukum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News