Karir cemerlang John Fredriksen di dunia perkapalan tidak datang begitu saja. Ia harus hijrah ke Timur Tengah demi menggapai ambisinya menjadi pebisnis kapal tanker. Sebagai anak baru yang memulai usahanya sendiri di bisnis perkapalan, Fredriksen mendapat bermacam hambatan. Meski berasal dari keluarga miskin, Fredriksen sukses mengarungi bisnis perkapalan global dengan sukses. Dia berani mengambil risiko besar untuk keuntungan yang besar pula. Lahir 10 Mei 1944 di Etterstad, sebelah Timur Oslo, Norwegia, John Fredriksen berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Ayahnya bekerja sebagai tukang las. Namun, itu tak menyurutkan cita-citanya merajai bisnis perkapalan yang muncul di benaknya setelah melihat maraknya kapal pengangkut minyak di Pelabuhan Oslo. Fredriksen muda memulai karier magang di sebuah perusahaan makelar kapal. Perusahaan tersebut membawa muatan ikan dari Islandia ke Hamburg, Jerman. Setelah sempat tinggal sesaat di Kanada dan New York, ia pindah ke Beirut, Libanon di akhir 1960-an. Dia mengirim minyak mentah dari Arab Saudi dan Irak ke Eropa, untuk kemudian membawa kembali dalam bentuk minyak suling.
John Fredriksen: Berguru bisnis perkapalan ke Lebanon (2)
Karir cemerlang John Fredriksen di dunia perkapalan tidak datang begitu saja. Ia harus hijrah ke Timur Tengah demi menggapai ambisinya menjadi pebisnis kapal tanker. Sebagai anak baru yang memulai usahanya sendiri di bisnis perkapalan, Fredriksen mendapat bermacam hambatan. Meski berasal dari keluarga miskin, Fredriksen sukses mengarungi bisnis perkapalan global dengan sukses. Dia berani mengambil risiko besar untuk keuntungan yang besar pula. Lahir 10 Mei 1944 di Etterstad, sebelah Timur Oslo, Norwegia, John Fredriksen berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Ayahnya bekerja sebagai tukang las. Namun, itu tak menyurutkan cita-citanya merajai bisnis perkapalan yang muncul di benaknya setelah melihat maraknya kapal pengangkut minyak di Pelabuhan Oslo. Fredriksen muda memulai karier magang di sebuah perusahaan makelar kapal. Perusahaan tersebut membawa muatan ikan dari Islandia ke Hamburg, Jerman. Setelah sempat tinggal sesaat di Kanada dan New York, ia pindah ke Beirut, Libanon di akhir 1960-an. Dia mengirim minyak mentah dari Arab Saudi dan Irak ke Eropa, untuk kemudian membawa kembali dalam bentuk minyak suling.