Jokowi: 54% pekerja di Indonesia dulunya stunting



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) fokus mengentaskan persoalan stunting (kekerdilan) sebagai salah satu bagian dari visi pembangunan sumber daya manusia (SDM). 

Sebab, stunting menjadi salah satu permasalahan di bidang kesehatan yang mengurangi tingkat produktivitas SDM di dalam negeri. 

Baca Juga: Jokowi targetkan akhiri defisit transaksi berjalan (CAD) dalam empat tahun


“Laporan Bank Dunia kepada saya, sebanyak 54% dari pekerja kita dulunya adalah balita yang mengalami stunting,” tutur Jokowi  dalam sambutannya pada acara Kompas 100 CEO Forum, Kamis (28/11). 

Persoalan stunting menjadi prioritas pemerintah dalam lima tahun ke depan. Pada 2014, angka prevalensi balita stunting cukup tinggi yaitu 37% dan bergerak turun menjadi 27% targetnya pada tahun ini.

Meski begitu, Jokowi menginginkan angka stunting Indonesia turun lebih rendah lagi menjadi 14% hingga tahun 2024 nanti. 

“Kemarin Bappenas mengatakan targetnya 19%, tapi saya enggak mau. Saya ngotot harus di 14%,” tandas Jokowi. 

Baca Juga: Peneliti CORE: Menko Perekonomian sebaiknya tak jadi Ketum Golkar lagi

Adapun dalam APBN 2020, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 132,2 triliun atau tumbuh 13% dari outlook realisasi anggaran pada 2019. 

Salah satu tujuannya ialah penguatan anggaran kesehatan untuk program early childhood yaitu meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui serta balita untuk mengakselerasi penurunan stunting. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi