JAKARTA. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara 2015 ke DPR. Namun, belum genap seminggu nota keuangan tersebut disampaikan kubu presiden dan wakil presiden terpilih sudah memberikan keberatan mereka terhadap RAPBN 2015 tersebut. Salah satu keberatan mereka adalah mengenai besaran belanja subsidi. Akbar Faisal, Deputi Tim Transisi Jokowi- JK mengatakan bahwa besaran dana subsidi sebesar Rp 433,5 triliun yang telah dimasukkan oleh Pemerintahan SBY - Boediono dalam RAPBN 2015 terlalu besar. Keberatan ke dua, adalah soal belanja pegawai yang dalam RAPBN 2015 besarannya mencapai Rp 263, 9 triliun. Akbar mengatakan bahwa besaran belanja tersebut juga terlalu besar.
Jokowi akan rombak postur anggaran peninggalan SBY
JAKARTA. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara 2015 ke DPR. Namun, belum genap seminggu nota keuangan tersebut disampaikan kubu presiden dan wakil presiden terpilih sudah memberikan keberatan mereka terhadap RAPBN 2015 tersebut. Salah satu keberatan mereka adalah mengenai besaran belanja subsidi. Akbar Faisal, Deputi Tim Transisi Jokowi- JK mengatakan bahwa besaran dana subsidi sebesar Rp 433,5 triliun yang telah dimasukkan oleh Pemerintahan SBY - Boediono dalam RAPBN 2015 terlalu besar. Keberatan ke dua, adalah soal belanja pegawai yang dalam RAPBN 2015 besarannya mencapai Rp 263, 9 triliun. Akbar mengatakan bahwa besaran belanja tersebut juga terlalu besar.