JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia yang rumit, tak harus selalu dengan solusi yang rumit. Ia mencontohkan, apa yang dilakukannya saat menyelesaikan persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Tanah Abang."Menyelesaikan Tanah Abang, itu juga yang dilakukan tidak rumit, hanya dengan pendekatan dan dialog saja," kata Jokowi, dalam diskusi 'Menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama', di Jakarta, Rabu (12/3/2014) malam.Menurut Jokowi, ia telah mencari tahu terlebih dahulu kondisi di kawasan Tanah Abang untuk menemukan formula dialog yang tepat."Saat kita petakan, jelas yang di utara premannya siapa, selatan siapa. Saya mengerti, kita hadapi semua. Perkiraan 7 bulan rampung, tapi 1,5 bulan nyatanya Alhamdulilah sudah rampung. Itu karena petanya benar terbuka. Terakhir kita ajak ngomong semuanya jadi terbuka, semuanya punya semangat yang sama sama untuk menaati aturan," ujar Jokowi.Jokowi mengisahkan, awalnya dia sempat dilarang oleh petugas kepolisan untuk langsung terjun ke lapangan. Menurut polisi, kawasan Tanah Abang berbahaya dan rawan akan kejahatan."Padahal kaca mata saya tidak ada masalah tapi mungkin yang di sana tidak menyampaikan. Begitu saya masuk ke sana, betul, ternyata malah menyalami semuanya. Senyum semuanya. Preman yang tatoan juga menyalami saya juga. Itu ternyata hanya ketakutan yang kita ciptakan sendiri," katanya.Setelah dialog, Jokowi mengajak mereka makan bersama. Ajakan makan bersama ini, menurutnya, akan memuluskan penyelesaian permasalahan. "Saya undang makan, rampung permasalahan. Diajak makan saja rampung, tidak rumit kan, habisnya berapa sih paling 12 orang. Sudah kenyang semua ya gimana enggak senang. Preman diajak makan Gubernur masa enggak senang," kata Jokowi. (Ihsanuddin)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jokowi berbagi trik selesaikan persoalan Ibu Kota
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia yang rumit, tak harus selalu dengan solusi yang rumit. Ia mencontohkan, apa yang dilakukannya saat menyelesaikan persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Tanah Abang."Menyelesaikan Tanah Abang, itu juga yang dilakukan tidak rumit, hanya dengan pendekatan dan dialog saja," kata Jokowi, dalam diskusi 'Menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama', di Jakarta, Rabu (12/3/2014) malam.Menurut Jokowi, ia telah mencari tahu terlebih dahulu kondisi di kawasan Tanah Abang untuk menemukan formula dialog yang tepat."Saat kita petakan, jelas yang di utara premannya siapa, selatan siapa. Saya mengerti, kita hadapi semua. Perkiraan 7 bulan rampung, tapi 1,5 bulan nyatanya Alhamdulilah sudah rampung. Itu karena petanya benar terbuka. Terakhir kita ajak ngomong semuanya jadi terbuka, semuanya punya semangat yang sama sama untuk menaati aturan," ujar Jokowi.Jokowi mengisahkan, awalnya dia sempat dilarang oleh petugas kepolisan untuk langsung terjun ke lapangan. Menurut polisi, kawasan Tanah Abang berbahaya dan rawan akan kejahatan."Padahal kaca mata saya tidak ada masalah tapi mungkin yang di sana tidak menyampaikan. Begitu saya masuk ke sana, betul, ternyata malah menyalami semuanya. Senyum semuanya. Preman yang tatoan juga menyalami saya juga. Itu ternyata hanya ketakutan yang kita ciptakan sendiri," katanya.Setelah dialog, Jokowi mengajak mereka makan bersama. Ajakan makan bersama ini, menurutnya, akan memuluskan penyelesaian permasalahan. "Saya undang makan, rampung permasalahan. Diajak makan saja rampung, tidak rumit kan, habisnya berapa sih paling 12 orang. Sudah kenyang semua ya gimana enggak senang. Preman diajak makan Gubernur masa enggak senang," kata Jokowi. (Ihsanuddin)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News