Jokowi Beri Sinyal akan Segera Umumkan Larangan Ekspor Bahan Mentah Bauksit



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sinyal akan adanya larangan ekspor bahan mentah bauksit. Hal tersebut menyusul upaya pemerintah dalam konsistensi hilirisasi industri di dalam negeri.

Ia mengatakan, setelah nikel kemungkinan bauksit akan menyusul pelarangan ekspor bahan mentahnya. Namun Jokowi tak mengatakan kapan pastinya larangan ekspor raw material bauksit diberlakukan.

"Tinggal yang namanya hilirisasi industri itu konsisten terus akan kita lakukan. Tadi pagi kita sudah berbicara mengenai setelah nikel, tadi pagi kita berbicara mengenai bauksit. Dan segera kita putuskan kapan akan kita larang ekspor bahan mentah dari bauksit. Segera kita akan umumkan," jelasnya dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Selasa (6/12).


Baca Juga: Ini Mimpi Jokowi Soal Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Selain memberikan nilai tambah bagi negara, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, hilirisasi bauksit, juga diperlukan agar tidak mengganggu lingkungan.

"Bauksit, harus ada hilirisasi, kalau nggak lingkungan kita akan sangat terganggu, tidak memberikan nilai tambah yang tinggi. Oleh karena itu akan dijadikan hilirisasi seperti nikel, mungkin akan diberlakukan tahun depan," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga akan memperbaiki hilirisasi timah. Sayangnya Zulkifli tidak menjelaskan secara rinci apa saja yang akan diperbaiki.

"Jadi timah akan coba dibenahi agar bisa memberikan hasil yang optimal karena dia mempengaruhi dampak ke lingkungan luar biasa kerusakannya. Jadi harus perbaikan. Lagi dipelajari," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden meminta adanya pendalaman mengenai bauksit dan nikel. Hal tersebut sebagai upaya pengembangan ekosistem hulu-hilir dari EV baterai sampai dengan industri otomotif berbasis EV.

Baca Juga: Hilirisasi Minerba Akan Tekan Cadangan Devisa?

"Nah oleh karena itu terkait dengan ekosistem ini diminta untuk mendalami berbagai komoditas baik itu bauksit, alumunium maupun nikel, beserta integrasi ekosistemnya dalam bentuk EV Baterai yang tentu membutuhkan nikel, cobalt, membutuhkan mangan dan komoditas lainnya,"

Airlangga menyampaikan, Jokowi mengarahkan agar ekosistem terkait EV baterai, nikel, bauksit, industri aluminium, industri otomotif agar diintegrasikan. Demikian pula dengan insentifnya.

"Bapak Presiden meminta agar insentif yang dilakukan di Indonesia tidak kalah dibandingkan negara lain terutama negara Asean," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli