Dalam pertemuan dengan para pemred di Istana Merdeka, pekan lalu, Presiden Jokowi mengungkapkan hal yang selama ini jadi desas-desus. Yakni adanya pandangan di Papua bahwa Jokowi dan Jakarta itu dua hal yang berbeda. Hal ini seperti mengonfirmasi eksistensi kekuatan lain di luar Jokowi, sebagai presiden, yang mencengkeramkan kekuasaannya di Papua. Bak kebal hukum. Tak pelak, dualisme pengaruh itu membuat kebijakan pemerintah pusat tidak efektif. Dilihat secara neraca, tidak benar bila dituding pemerintah pusat lebih banyak mengambil ketimbang memberi. Bila dibandingkan, hasil yang diambil dari Grasberg-Freeport dan Teluk Bintuni-BP jauh lebih kecil daripada alokasi dana otonomi khusus dan transfer daerah ke Papua.
Jokowi dan "Jakarta" berbeda
Dalam pertemuan dengan para pemred di Istana Merdeka, pekan lalu, Presiden Jokowi mengungkapkan hal yang selama ini jadi desas-desus. Yakni adanya pandangan di Papua bahwa Jokowi dan Jakarta itu dua hal yang berbeda. Hal ini seperti mengonfirmasi eksistensi kekuatan lain di luar Jokowi, sebagai presiden, yang mencengkeramkan kekuasaannya di Papua. Bak kebal hukum. Tak pelak, dualisme pengaruh itu membuat kebijakan pemerintah pusat tidak efektif. Dilihat secara neraca, tidak benar bila dituding pemerintah pusat lebih banyak mengambil ketimbang memberi. Bila dibandingkan, hasil yang diambil dari Grasberg-Freeport dan Teluk Bintuni-BP jauh lebih kecil daripada alokasi dana otonomi khusus dan transfer daerah ke Papua.