JAKARTA. Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) bersama dengan Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) meminta pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla membentuk lembaga tertinggi pengambil keputusan soal pangan Indonesia. PSPI, SPI, dan KTNA menilai hingga saat ini kebijakan soal pangan di Indonesia masih tumpang tindih. "Kelemahan yang sangat dirasakan selama ini adalah tidak ada pengambil keputuasan tertinggi soal pangan," kata Ketua SPI Hendry Saragih, di Jakarta, Rabu (17/9). Dewan Ketahanan Pangan, lembaga yang langsung berada di bawah presiden, justru tidak berjalan. Sementara itu, ada 16 lembaga yang mengatur soal pangan. Tujuh di antaranya merupakan kementerian. "Tetapi jika dibentuk Badan Otoritas Pangan, saya khawatir kewenangannya menjadi terbatas, tidak bisa mengatur Kementerian Pekerjaan Umum, tidak bisa mengatur Kemenkeu," tambah Hendry.
Jokowi didesak membentuk lembaga tertinggi pangan
JAKARTA. Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) bersama dengan Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) meminta pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla membentuk lembaga tertinggi pengambil keputusan soal pangan Indonesia. PSPI, SPI, dan KTNA menilai hingga saat ini kebijakan soal pangan di Indonesia masih tumpang tindih. "Kelemahan yang sangat dirasakan selama ini adalah tidak ada pengambil keputuasan tertinggi soal pangan," kata Ketua SPI Hendry Saragih, di Jakarta, Rabu (17/9). Dewan Ketahanan Pangan, lembaga yang langsung berada di bawah presiden, justru tidak berjalan. Sementara itu, ada 16 lembaga yang mengatur soal pangan. Tujuh di antaranya merupakan kementerian. "Tetapi jika dibentuk Badan Otoritas Pangan, saya khawatir kewenangannya menjadi terbatas, tidak bisa mengatur Kementerian Pekerjaan Umum, tidak bisa mengatur Kemenkeu," tambah Hendry.