JAKARTA. Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai bakal calon presiden tidak memberikan dampak signifikan terhadap perubahan peta politik nasional. Pencapresan Jokowi dinilai hanya akan berpengaruh terhadap suara PDI-P. Hal itu terungkap dalam hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipaparkan di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (3/4). "Jadi tidak setinggi yang diasumsikan oleh beberapa lembaga survei sebelumnya kalau Jokowi resmi dicalonkan akan memberikan boom," ujar Direktur Riset SMRC, Djayadi Hanan. Djayadi mengatakan, berkaca dari hasil survei, pencapresan Jokowi tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas partai politik selain PDI-P. Ia mengungkapkan, peringkat parpol dalam hal elektabilitas tidak mengalami pergeseran berarti pasca deklarasi Jokowi sebagai bakal capres dari PDI-P. Secara elektabilitas, dari survei SMRC, peringkat partai politik relatif sama dibandingkan survei sebelumnya. PDI-P berada di urutan pertama (20,9%), disusul Golkar (16,1%), dan Gerindra (10,5%). Sepuluh parpol diprediksi lolos ke parlemen. "Hanya dua parpol yaitu PBB dan PKPI yang gagal threshold," kata Djayadi. Pasca deklarasi bakal capres Jokowi, kata Djayadi, tingkat dukungan terhadap PDI-P meningkat sekitar 5% dari 15% pada Februari 2014 menjadi 21% pada Maret 2014. Padahal, pasca deklarasi, tingkat dukungan kepada Jokowi meningkat 13% dari 39% pada Februari 2014 menjadi 52% pada Maret 2014. "Ternyata Jokowi hanya meningkatkan (elektabilitas) PDI-P (menjadi) 21%. Padahal, posisi PDI-P pada Desember 2013 mendapat 25%," ujarnya. Djayadi menambahkan, deklarasi Jokowi sebagai bakal capres juga tidak terlalu berpengaruh terhadap bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan bakal capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Posisi Prabowo dan Aburizal, kata Djayadi, cenderung stagnan hanya berubah 1 hingga 2%. Survei berskala nasional oleh SMRC dilakukan selama empat hari dari tanggal 26 hingga 29 Maret 2014. Data survei diperoleh dengan teknik wawancara melalui tatap muka di mana responden dipilih secara acak. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dengan sampel sebanyak 2.050 responden. Diperkirakan margin of error dalam survei ini berkisar 2,2% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Survei ini merupakan kerja sama antara SMRC dengan Sinar Harapan. (Rahmat Fiansya)
"Jokowi effect" tak seperti yang dibayangkan
JAKARTA. Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai bakal calon presiden tidak memberikan dampak signifikan terhadap perubahan peta politik nasional. Pencapresan Jokowi dinilai hanya akan berpengaruh terhadap suara PDI-P. Hal itu terungkap dalam hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipaparkan di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (3/4). "Jadi tidak setinggi yang diasumsikan oleh beberapa lembaga survei sebelumnya kalau Jokowi resmi dicalonkan akan memberikan boom," ujar Direktur Riset SMRC, Djayadi Hanan. Djayadi mengatakan, berkaca dari hasil survei, pencapresan Jokowi tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas partai politik selain PDI-P. Ia mengungkapkan, peringkat parpol dalam hal elektabilitas tidak mengalami pergeseran berarti pasca deklarasi Jokowi sebagai bakal capres dari PDI-P. Secara elektabilitas, dari survei SMRC, peringkat partai politik relatif sama dibandingkan survei sebelumnya. PDI-P berada di urutan pertama (20,9%), disusul Golkar (16,1%), dan Gerindra (10,5%). Sepuluh parpol diprediksi lolos ke parlemen. "Hanya dua parpol yaitu PBB dan PKPI yang gagal threshold," kata Djayadi. Pasca deklarasi bakal capres Jokowi, kata Djayadi, tingkat dukungan terhadap PDI-P meningkat sekitar 5% dari 15% pada Februari 2014 menjadi 21% pada Maret 2014. Padahal, pasca deklarasi, tingkat dukungan kepada Jokowi meningkat 13% dari 39% pada Februari 2014 menjadi 52% pada Maret 2014. "Ternyata Jokowi hanya meningkatkan (elektabilitas) PDI-P (menjadi) 21%. Padahal, posisi PDI-P pada Desember 2013 mendapat 25%," ujarnya. Djayadi menambahkan, deklarasi Jokowi sebagai bakal capres juga tidak terlalu berpengaruh terhadap bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan bakal capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Posisi Prabowo dan Aburizal, kata Djayadi, cenderung stagnan hanya berubah 1 hingga 2%. Survei berskala nasional oleh SMRC dilakukan selama empat hari dari tanggal 26 hingga 29 Maret 2014. Data survei diperoleh dengan teknik wawancara melalui tatap muka di mana responden dipilih secara acak. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dengan sampel sebanyak 2.050 responden. Diperkirakan margin of error dalam survei ini berkisar 2,2% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Survei ini merupakan kerja sama antara SMRC dengan Sinar Harapan. (Rahmat Fiansya)