jAKARTA. Pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta kemungkinan besar bakal digelar dua putaran. Hasil perhitungan cepat alias quick count yang digelar sejumlah lembaga riset memberikan kejutan. Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) yang semula dianggap anak bawang malah mengunguli lima pasangan lain. Adapun pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) yang digembar-gemborkan akan menang satu putaran, menurut versi quick count, harus keok dan menempati urutan dua. Sementara pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J. Racbini berada di peringkat ketiga, disusul Faisal Basri-Biem Benyamin di peringkat keempat. Alex Noerdin-Nono Sampono di posisi kelima dan urutan paling buncit ditempati pasangan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria (lihat tabel hasil quick count).
Ambil contoh, quick count versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Jokowi-Ahok unggul memperoleh 43,09% suara, Foke-Nara 34,11%, Hidayat-Didik 11,77%, Faisal-Biem 4,86%, Alex-Nono 4,33% dan Hendardji-Riza sebesar 1,84%. "Margin of error dari quick count tersebut adalah 1% dan tingkat akurasi mencapai 99%," papar Direktur Citra Komunikasi LSI Toto Izulfattah kemarin. Pun begitu, menurut hasil hitung cepat Jaringan Suara Indonesia (JSI), pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara dipastikan akan bertemu di putaran kedua. Direktur Riset JSI Eka Kusmayadi bilang, hitung cepat ini tidak akan berbeda jauh dengan hasil yang akan diplenokan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta kelak. KPUD DKI sendiri baru akan mengumumkan hasil pilgub, 20 Juli nanti. "Khusus untuk pasangan Faisal-Biem dan Alex-Nono yang perolehan suaranya beda tipis, kemungkinan akan ada perubahan peringkat saat sidang pleno KPUD nanti," kata Eka.Eka mengatakan, kemenangan Jokowi ini mengejutkan. Sebab, berdasar hasil survei JSI pada 28 Juni hingga 2 Juli lalu, Fauzi Bowo unggul dengan persentase 49,6%. Kemenangan Jokowi di putaran pertama ini adalah anomali politik. "Jokowi menang karena figurnya. Apalagi dengan publikasi media yang menggambarkan sosoknya yang membumi," ujar Eka. Fauzi Bowo sendiri tidak banyak berkomentar menanggapi kekalahannya di putaran pertama. Dirinya menghargai hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga riset.Kendati demikian, Foke bilang tetap menunggu hasil resmi perhitungan suara oleh KPUD. "Sampai jumpa diputaran kedua," ujarnya. Inginkan perubahanSri Budi Eko Wardani, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) menilai, kemenangan sementara pasangan Jakowi-Ahok atas Foke-Nara menunjukan warga DKI mengharapkan pemimpin yang bisa menciptakan perubahan di Ibukota. "Tidak melihat figur, tapi ide atau gagasan untuk perubahan. Nah, ini sepertinya ada di Jokowi," jelasnya.
Dari hasil survei Puskapol UI sebelumnya, kata Sri, sekitar 60% calon pemilih belum menentukan pilihan karena mereka menanti calon mana yang punya program bagus. Menariknya, dalam Pilgub 2012 ini masyarakat pemilih dari kelas menengah yang ingin perubahan, banyak yang mendatangi tempat pemungutan suara sehingga menganggat perolehan suara Jokowi "Keunggulan Jokowi ini ada di program kerja. Bukan asal orang baru," jelas Sri. Menurutnya, dalam putaran kedua, perolehan suara sudah pasti akan lebih ketat. Pasangan yang lolos akan saling berusaha menarik dukungan suara dari kandidat yang sudah tersisih. Sri memprediksi, Alex Noerdin kemungkinan akan mendukung Foke. Sedangkan, para calon independen, bisa jadi akan mengalihkan suara mereka ke pasangan Jokowi-Ahok. Nah, yang menjadi kunci adalah kemana suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan dialihkan. "PKS akan menentukan," ulasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dadan M. Ramdan