Jokowi Harap Tak Ada Lagi Impor Amonium Nitrat



KONTAN.CO.ID - BONTANG. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap kuota impor amonium nitrat yang masih sebesar 21% bisa ditekan, hingga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan amonium nitrat secara mandiri. 

Sebelumnya Pupuk Indonesia (PIHC), melalui anak usahanya Pupuk Kaltim (PKT) yang bersinergi dengan PT Dahana telah membangun pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) yang akan memproduksi amonium nitrat sebagai bahan baku Pupuk NPK dan bahan peledak. 

Nantinya, produksi dari PT KAN diproyeksikan mampu menekan kuota impor amonium nitrat sebesar 8 persen.


Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat Senilai Rp 1,2 Triliun di Bontang

“Memang masih sisa dari 21% (impor) dikurangi 8% karena sekarang sudah diproduksi oleh PT KAN, sisanya masih 13% bisa selesaikan sekalian, sehingga 100% bahan baku untuk NPK itu ada dalam negeri. Ini juga memastikan bahwa produk pupuk itu kita selesaikan sendiri di tanah air,” ungkap Jokowi dalam peresmian Pabrik PT KAN yang dilaksanakan di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Kamis (29/02).

Kemudian, Jokowi juga menambahkan tahun ini pemerintah akan menambah subsidi bagi pupuk di dalam negeri. Yang tadinya sebanyak 4,7 juta ton meningkat menjadi 9,5 juta ton. 

“Sehingga kepastian pupuk untuk petani itu betul-betul ada dan disubsidi, kemarin sudah kita bicarakan di rapat paripurna dan kita sepakat bahwa itu (penambahan subsidi pupuk) akan dilakukan tahun ini,” jelasnya. 

Baca Juga: Erick Thohir Dorong Industri Petrokimia Terintegrasi Lewat Pupuk Indonesia

Dengan peningkatan kuota produksi amonium nitrat, Jokowi juga menambahkan hal ini akan berpengaruh pada sektor pertahanan dalam negeri

“Amonium nitrat ini juga menjadi bahan baku bagi industri pertahanan kita utamanya untuk peledak. Kalau kita sudah punya bahan bakunya, kita tidak tergantung dengan negara lain, ini hanya perlu diproduksi dalam negeri,” tutupnya.

Sebagai tambahan, pabrik PT KAN penghasil amonium nitrat ini dibangun di kawasan Industrial Estate (KIE) di Bontang, Kalimantan Timur dengan investasi sebesar Rp1,2 triliun. Dan jika sudah beroperasi penuh, pabrik ini siap memproduksi 75.000 metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .