KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dia menggunakan hasil survei mengenai kinerjanya sebagai koreksi bagi pemerintah. "Kalau ada survei ya menjadi koreksi kita mana yang perlu kita benahi, mana yang perlu kita perbaiki, itu yang harus kita kerjakan," kata Presiden dalam wawancara khusus dengan Antara menyambut tiga tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/10). "Semuanya ada kekurangannya misal di ekonomi kurang apa, misalnya di bidang hukum kurang apa, di bidang sosial budaya kurang apanya ya diperbaiki," katanya.
Ia pun mengaku belum memikirkan tingkat keterpilihan yang juga disuguhkan dalam hasil survei tersebut. "Survei itu untuk koreksi untuk saya, jangan dilihat hanya elektabilitas saja. Kita ini bekerja, kok mengurusi elektabilitas?" tambah Presiden. Ia menekankan bahwa setiap hari fokusnya bekerja berkeliling kabupaten dan provinsi untuk memastikan program-program pemerintah benar-benar dijalankan. "
Wong pekerjaan kita setiap hari (bepergian) berganti kabupaten, berganti provinsi, pontang-panting masih mengurus untuk menyelesaikan hal yang memang harus kita selesaikan, harus kita kontrol, harus kita awasi, harus kita selesaikan," katanya. Dia juga mengaku tidak ingin memecah konsentrasi pekerjaan dengan upaya mencari dukungan untuk mengikuti pemilihan presiden selanjutnya. "Kalau kita pecah konsentrasi kan juga tidak benar. Saya kira urusan survei itu urusan lembaga survei, urusan penilaian masyarakat terhadap apa yang sudah kita kerjakan, apakah dinilai tidak baik atau dinilai cukup baik atau dinilai baik ya dipersilakan. Tugas saya, saya kira masih banyak," paparnya. Pada 5 Oktober 2017, Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) mengumumkan hasil survei selama 3-10 September mengenai kecenderungan dukungan politik selama tiga tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Hasilnya menunjukkan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi selama September 2017 sebesar 68%, cenderung menguat. Kinerja Jokowi dinilai positif dalam ekonomi dan penanggulangan berbagai masalah pentingĀ pemerintah seperti masalah politik, penegakan hukum, keamanan, dan ketertiban.
Namun pemerintahannya dinilai masih kurang dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan, dan kenaikan harga kebutuhan pokok. Pada survei yang sama, Jokowi mendapat dukungan dari 45,6 persen responden seandainya pemilu digelar saat survei. Dukungan terhadap Jokowi mengungguli pesaingnya dalam pilpres 2014, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang dipilih 18,7 persen responden. Survei ini melibatkan 1.220 responden yang merupakan warga negara Indonesia yang sudah punya hak pilih saat survei dilakukan. Responden dipilih secara random atau multistage random sampling dengan responden yang dapat diwawancarai secara valid sebanyak 1.057 atau 87%. (Desca Lidya Natalia) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie