Jokowi Ingin Memperluas Budidaya Sorgum untuk Hadapi Ancaman Krisis Pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana memperbesar potensi budidaya tanaman sorgum. Sorgum menjadi salah satu alternatif pangan di tengah ancaman krisis pangan dunia.

Sebelumnya ancaman krisis pangan global telah diperingatkan oleh Badan Pangan Dunia (FAO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ancaman krisis pangan bahkan sudah mulai terlihat. Dimana saat ini, sudah terlihat kenaikan harga-harga pangan di dunia. Oleh sebab itu, Ia menekankan harus ada rencana besar, untuk menghadapi ancaman krisis pangan itu.


Baca Juga: Ancaman Krisis Pangan, Pemerintah Optimalkan Budidaya Sorgum

Indonesia sendiri memiliki banyak alternatif pangan yang dapat dikembangkan. Alternatif pangan menjadi langkah agar Indonesia tak hanya bergantung pada satu pangan pokok yaitu beras.

"Kita memiliki jagung, memiliki sagu, dan juga sebetulnya tanaman lama kita adalah sorgum, ini barangnya," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/6).

Pemerintah telah memulai budidaya sorgum di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada lahan seluas 60 hektar. Dari hasil budidaya disana, Jokowi menyebut mampu menunjukkan hasil yang baik.

"Kita lihat sendiri hasilnya sangat baik secara keekonomian juga masuk, bisa merekrut banyak sekali SDM tenaga kerja kita dan hasilnya per hektare per tahun bersih kurang lebih Rp 50-an juta, ini juga sangat bagus. Artinya kalau dibagi 12, per bulan mencapai kurang lebih Rp 4 jutaan, ini kan juga sebuah hasil yang tidak kecil," jelasnya.

Berkaca pada hasil tersebut, Jokowi menginstruksikan kepada pemerintah daerah terutama Gubernur dan Bupati untuk memastikan berapa luasan lahan yang bisa dipakai untuk menanam sorgum ini. Sorgum disebut dapat menjadi alternatif untuk kebutuhan terhadap gandum.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lanjutkan Kunjungan kerja ke Sumba Timur, Tinjau Pengolahan Sorgum

"Sehingga kita tidak tergantung sekali kepada gandum, tidak tergantung sekali pada jagung dari impor. Di sini sudah dicoba jagung kurang berhasil, coba sorgum sangat berhasil. Karena sebelumnya sorgum sudah cukup baik dan ditanam petani kita di Sumba Timur dan Provinsi NTT," ungkapnya.

Uji coba yang diklaim berhasil tersebut, akan diperbesar hingga harapannya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor. Adapun dari hasil ujicoba tersebut, per hektar lahan mampu menghasilkan minimal 5 ton sorgum.

"Kita akan perbesar tanaman sorgum ini di provinsi NTT, dengan harapan kita miliki alternatif pangan dalam rangka krisis pangan dunia. Kalau kita ada berlebih, ada stok, ya gapapa, justru ini yang ingin kita ekspor dan menghasilkan devisa bagi negara," tutur Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .