KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini Indonesia mengantongi kepercayaan interinasional atawa
internasional trust yang tinggi. Hal tersebut menjadi bukti dari peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. Menurutnya, dengan international trust yang tinggi. Kredibilitas Indonesia akan lebih diakui, serta kedaulatan Indonesia akan lebih dihormati. Selain itu, suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan dalam bernegosiasi. Maka, Kepala Negara mengatakan, peluang tersebut harus mampu dimanfaatkan. Adapun salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
"Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD RI di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (16/8).
Baca Juga: Jokowi: Berkat Hilirisasi, Pendapatan Per Kapita 2045 Bisa Capai Rp 331 Juta Dalam menyiapkan SDM Indonesia, Pemerintah kata Jokowi sudah berhasil menurunkan angka
stunting menjadi 1,6% di 2022. Adapun target penurunan prevalensi
stunting di 2024 ialah 14%. Selain itu, pemerintah juga kata Jokowi sudah menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 di 2022, menaikkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 di 2022. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan anggaran perlindungan sosial total sebesar Rp 3.212 triliun dari tahun 2015 hingga 2023. Termasuk di dalamnya untuk KIS, KIP, KIP Kuliah, PKH Kartu Sembako serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya.
Baca Juga: Jokowi: Tiga Fondasi untuk Raih Indonesia Maju Tahun 2045 Jokowi mengatakan, upaya peningkatan SDM juga dilakukan dengan
re-skilling dan
up-skilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Pra-Kerja.
"Di saat yang sama SDM yang telah kita persiapkan harus mendapat lapangan kerja untuk bisa menghasilkan produktivitas nasional sehingga kita juga harus kembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, yang memberikan nilai tambah sebesar-besarnya," kata dia. Adanya momentum Presidensi Indonesia di G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN dan konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM Kemanusiaan dan Kesetaraan, serta Kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia 3 tahun terakhir telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia dan di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan. Ia menambahkan, lembaga
think tank Australia Lowy Institute menyebut Indonesia sebagai
middle power in Asia dengan
diplomatic influence yang terus meningkat. Indonesia juga termasuk satu dari enam negara Asia yang mengalami kenaikan
comprehensive power. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati