KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa istana Kepresidenan di IKN Nusantara nantinya akan dibangun di lokasi dengan ketinggian 80 meter di atas permukaan laut (mdpl). "Kalau di sini, ini titik istananya. Di sini titik istananya, ini tempat yang tertinggi dari permukaan laut kira-kira 80 meter. Paling tinggi di sini sehingga bisa melihat seluruh penjuru kanan-kiri ," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3). Kemudian Ia menjelaskan, untuk penentuan Titik No Kilometer merupakan hasil dari hitungan geospasial yang dilakukan kementerian PUPR. Sebagai informasi Titik Nol Kilometer di IKN Nusantara merupakan lokasi yang digunakan sebagai penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Usai Bermalam di IKN, Jokowi Kembali ke Jakarta Hari Ini (15/3) Selain menjelaskan mengenai bocoran lokasi istana negara, Ia menyampaikan ada beberapa Menteri yang mengusulkan agak perayaan 17 Agustus tahun 2024 dilakukan di IKN. Namun Jokowi mengatakan, mengenai hal tersebut masih akan dilihat lebih lanjut lagi. "Ini kan baru dimulai, namanya rencana ya ada beberapa menteri yang sampaikan untuk nanti di 2024 17 Agustus dilakukan di sini. Kita lihat nanti seperti apa. Kalau memang istana dan beberapa kementerian sudah jadi atau fasilitas lain lain bisa saja. Tapi nantilah kita putuskan setelah keliatan progresnya," ungkapnya. Jokowi menjelaskan, konsep ibu kota Nusantara adalah kota hutan. Di mana nantinya hutan di wilayah tersebut akan dibiarkan tetap hijau. Sedangkan yang akan digunakan sebagai ibu kota adalah hutan tanaman industri yang monokultur dan homogen tanamannya. Pemerintah juga akan membangun nursery atau pusat persemaian yang produksinya mencapai 20 juta bibit tanaman per tahun. Nantinya tanaman semaian akan digunakan untuk rehabilitasi hutan yang ada di IKN Nusantara. "Sehingga tanamannya tidak monokultur, tanamannya endemik tanaman lokal yang mampu menarik hewan untuk masuk, menarik burung-burung untuk masuk, kupu-kupu masuk, sehingga memang ini yang mau kita lakukan adalah rehabilitasi hutan maupun reklamasi bekas-bekas tambang yang ada," jelasnya. Kembali IKN ditegaskan sebagai pekerjaan raksasa yang memerlukan kolaborasi dari banyak pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, BUMN, TNI/POLRI dan masyarakat untuk mempercepat pembangunannya.
Baca Juga: Proyek IKN Dimulai, Simak Rekomendasi Saham-Saham Emiten Konstruksi Berikut Ini Sebagai informasi, mega proyek IKN diperkirakan akan memerlukan dana sekitar Rp 466 triliun, di mana 19-20% akan berasal dari APBN. Sedangkan sisanya akan didapatkan dari berbagai skema pembiayaan mulai dari
Public Private Partnership (PPP), Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), BUMN, obligasi publik hingga investasi murni dari sektor swasta.
"Saya kira kita ingin otorita ini fleksibel dan lincah dan bisa mendapatkan scheme-scheme pendanaan dari berbagai scheme yang ada," ujarnya. Diperkirakan IKN akan membutuhkan waktu yang panjang dalam pembangunannya yaitu 15-20 tahun baru bisa diselesaikan. Saat ini dengan sudah dilantiknya Kepala dan Wakil Otorita IKN diharapkan kelembagaan, perencanaan lebih detail segera dirampungkan. "Entah itu DED (
detailed engineering design) dan lainnya disiapkan, sehingga makin kelihatan nanti. Yang paling penting memang infrastruktur dasar yang segera dimulai," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto