JAKARTA. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga membuka peluang berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Anggota Majelis Syuro PKB Ali Maschan Musa mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat mengajukan calon presiden yang suka bekerja daripada mencalonkan orang pintar. Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kata dia, bisa menjadi pilihan. "Kalau dilihat dari survei saat ini, kami perkirakan hanya akan ada tiga kubu yaitu kubu PDI-P, kubu Golkar, satu lagi kubu Prabowo yang ngotot jadi capres. Jadi ya bisa jadi salah satu dari itu (berkoalisi)," ujar Ali, di Jakarta, Rabu (5/2). Dari sisi ideologi, menurut Ali, PDI-P dan PKB memiliki kesamaan karena berlatar belakang nasionalis. PDI-P pun, dinilainya dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi basis PKB. "Jadi sangat terbuka kemungkinan," ujarnya.Menurut Ali, PKS telah memperhitungkan skenario yang akan dipilih PDI-P terkait calon presiden yang akan diusung. Jika berkaca dari hasil survei sejumlah lembaga, ia memprediksi PDI-P akan mencalonkan Jokowi. "Pencalonan Jokowi ini sebenarnya tamparan buat orang pintar. Sekarang yang dibutuhkan adalah capres yang bekerja, bukan capres pintar," kata dia.Ia mengatakan, masyarakat sudah jenuh dengan sosok capres yang mengandalkan intelektualitas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Ali, termasuk Presiden yang pintar. "Namun, saking pintarnya, jadi keblenger. Dia pintar berkata-kata, tapi action enggak ada. Kita capek dengan yang seperti itu," kata Ali.Sementara, Demokrat tak lagi masuk dalam hitungan PKB untuk diajak berkoalisi. "Kalau hari ini, Partai Demokrat enggak masuk hitungan. Jadi hanya ada tiga kelompok saja," katanya.Dinamika politik menjelang 2014 semakin bergejolak. PDI-P kini menjadi incaran untuk berkoalisi. Sebelum PKB, Partai Golkar dan Partai Demokrat sudah menyatakan ketertarikannya merangkul partai oposisi tersebut. Namun, PDI-P baru akan menetapkan masalah koalisi setelah pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg). (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jokowi jadi Capres, tamparan untuk orang pintar
JAKARTA. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga membuka peluang berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Anggota Majelis Syuro PKB Ali Maschan Musa mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat mengajukan calon presiden yang suka bekerja daripada mencalonkan orang pintar. Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kata dia, bisa menjadi pilihan. "Kalau dilihat dari survei saat ini, kami perkirakan hanya akan ada tiga kubu yaitu kubu PDI-P, kubu Golkar, satu lagi kubu Prabowo yang ngotot jadi capres. Jadi ya bisa jadi salah satu dari itu (berkoalisi)," ujar Ali, di Jakarta, Rabu (5/2). Dari sisi ideologi, menurut Ali, PDI-P dan PKB memiliki kesamaan karena berlatar belakang nasionalis. PDI-P pun, dinilainya dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi basis PKB. "Jadi sangat terbuka kemungkinan," ujarnya.Menurut Ali, PKS telah memperhitungkan skenario yang akan dipilih PDI-P terkait calon presiden yang akan diusung. Jika berkaca dari hasil survei sejumlah lembaga, ia memprediksi PDI-P akan mencalonkan Jokowi. "Pencalonan Jokowi ini sebenarnya tamparan buat orang pintar. Sekarang yang dibutuhkan adalah capres yang bekerja, bukan capres pintar," kata dia.Ia mengatakan, masyarakat sudah jenuh dengan sosok capres yang mengandalkan intelektualitas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Ali, termasuk Presiden yang pintar. "Namun, saking pintarnya, jadi keblenger. Dia pintar berkata-kata, tapi action enggak ada. Kita capek dengan yang seperti itu," kata Ali.Sementara, Demokrat tak lagi masuk dalam hitungan PKB untuk diajak berkoalisi. "Kalau hari ini, Partai Demokrat enggak masuk hitungan. Jadi hanya ada tiga kelompok saja," katanya.Dinamika politik menjelang 2014 semakin bergejolak. PDI-P kini menjadi incaran untuk berkoalisi. Sebelum PKB, Partai Golkar dan Partai Demokrat sudah menyatakan ketertarikannya merangkul partai oposisi tersebut. Namun, PDI-P baru akan menetapkan masalah koalisi setelah pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg). (Sabrina Asril)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News