Jokowi: Jadi Presiden, takdir Allah



JAKARTA. Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 semakin dekat. Calon presiden Joko "Jokowi" Widodo berharap pemilihan pilpres berlangsung lancar dan damai. Pria yang akrab disapa Jokowi ini meminta warga Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Siapa pun yang menjadi presiden, karena semua takdir Allah, kita harus menerima," kata Jokowi saat menghadiri acara "Tasyakuran dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa" di Pondok Pesantren (ponpes) Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jumat (4/7/) malam. Malam itu, Jokowi tak datang untuk menyerukan salam dua jari di hadapan puluhan ribu jemaah yang datang. Ia meminta dua kubu pendukung capres-cawapres untuk tidak saling bentrok, siapapun yang menang nanti. "Tidak usah ada gesek-gesekan. Tidak usah ada yang menghasut untuk saling bentrok-bentrokan. Kita semua adalah sebangsa, setanah air. Kita semua adalah saudara," kata capres nomor urut dua ini. Menurut Jokowi, yang terpenting adalah bagaimana pemimpin yang baru dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kesejahteraan rakyat. Mantan Wali Kota Solo ini kemudian mengingatkan warga untuk tidak termakan fitnah tentang dirinya. Jokowi meminta pendukungnya membalas fitnah tersebut dengan kebaikan. "Karena kita semua adalah saudara, semoga yang difitnah diberi kesadaran oleh Allah dan mau memperbaiki diri," ujar Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.Jokowi yang hadir mengenakan baju koko dan peci hitam itu pun didoakan oleh pimpinan Ponpes Al Baghdadi, Junaedi Al Baghdadi serta puluhan ribu jemaah yang hadir. "Ini keenam kalinya duduk bersama abah. Insya Allah, yang ketujuh dia akan datang lagi sebagai presiden," kata Junaedi. Junaedi mengatakan, pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa juga pernah datang ke tempatnya. Menurut dia, Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta adalah anak bangsa yang terbaik. Namun, di antara yang terbaik itu ada yang istimewa. "Siapa yang diistimewakan? Mereka yang dikehendaki oleh Allah. Siapa itu?" tanya Junaedi. "Jokowi," teriak warga. "Kau yang berucap, aku yang mengamini," timpal Junaedi. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yudho Winarto