Jokowi: Lepas aset tetap demi efisiensi



KONTAN.CO.ID - Presiden Joko Widodo mendukung perusahaan BUMN maupun swasta untuk melepaskan sebagian aset tetap untuk memperoleh dana baru. Pelepasan aset ini juga bisa membuat perusahaan tersebut lebih efisien karena bisa fokus menjalankan bisnis utama.

Jokowi mendorong perusahaan BUMN maupun swasta untuk melepas sebagian aset tetap mereka melalui sekuritisasi aset. Ia ingin perusahaan-perusahaan di Indonesia mencontoh perusahaan teknologi bervaluasi besar yang memiliki aset tetap yang sedikit.

Uber yang menjadi perusahaan taksi terbesar di dunia tidak memiliki armada satupun. Sementara Airbnb yang merupakan perusahaan yang menyediakan layanan penginapan di seluruh dunia ini tidak memiliki hotel satupun. Menurut Jokowi, hal seperti ini disebut dengan istilah asset light alias perusahaan tersebut memiliki sedikit aset tetap.


"Ke depan, trennya akan seperti ini. Jadi kalau masih senang memiliki aset tapi kemudian dikekepi, musimnya sudah berubah," kata Jokowi saat menghadiri pencatatan perdana KIK EBA JSMR01 di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/8).

Jokowi pun mengapresiasi langkah perusahaan telekomunikasi yang telah lebih dulu melepas sebagian aset berupa menara telekomunikasinya ke perusahaan pengelola menara (tower). Hal tersebut, menurut Jokowi, bisa membuat perusahaan telekomunikasi lebih fokus ke bisnis intinya berupa pelayanan telekomunikasi ke pelanggannya dan membuat perusahaan lebih efisien.

Ke depan, Jokowi mengimbau bank untuk melakukan langkah yang sama seperti perusahaan telekomunikasi. Pasalnya, integrasi ATM yang dilakukan oleh himpunan bank negara (Himbara) pun terbukti mengefisienkan biaya pengoperasian ATM. Jokowi bilang, pengoperasian ATM Himbara tersebut bisa membuat bank-bank BUMN menghemat hingga Rp 30 triliun.

"Jaringan mesin ATM juga mustinya seperti (menara telekomunikasi). Biar perusahaan pengelola ATM saja yang mengurus mesin ATM seperti di luar negeri sehingga bank bisa fokus ke kegiatan perbankan dan menyediakan jasa baru yang inovatif," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati