Jokowi menang, rupiah semakin gagah



JAKARTA. Posisi rupiah Indonesia pada transaksi pagi ini (23/7) semakin gagah. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.14 WIB, rupiah menguat 0,9% menjadi 11.500 per dollar AS. Ini merupakan penguatan terbesar sejak 7 Juli lalu. Bahkan dapat dikatakan, posisi rupiah saat ini merupakan posisi terkuat sejak 21 Mei lalu.

Kemarin, rupiah ditutup melemah 0,6% setelah Prabowo Subianto menyatakan mengundurkan diri dari proses perhitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hari ini, adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, akan menggelar konferensi pers pada pukul 10.30 WIB di Jakarta,

Sementara itu, di offshore market, nilai kontrak rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,7% menjadi 11.540. Artinya, nilai rupiah di pasar offshore lebih lemah 0,3% dari level spot.


Penguatan rupiah dipicu oleh diumumkannya pemenang pemilihan presiden 2014 yakni pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tadi malam. Jokowi berhasil menggenggam 53,15% suara, sedangkan Prabowo mendapat 46,85% suara.

Prabowo menyatakan bahwa hasil pilpres kali ini tidak demokratis dan menarik seluruh sakinya dari proses perhitungan di KPU hanya selang beberapa jam sebelum hasil final diumumkan. Meski demikian, sang adik memastikan Prabowo tidak mengundurkan diri sebagai kandidat calon presiden.

"Ini bisa menjadi duri dalam daging. Namun, di luar semua itu, saya memprediksi rupiah akan reli," jelas Michael Every, head of financial market research for Asia Pacific Rabobank International di Hongkong.

Every menambahkan, jika momentum ini dimanfaatkan Jokowi dengan memilih orang yang tepat di posisi yang tepat, kita akan mulai melihat rencana jelas reformasi politik di Indonesia. "Dapat dikatakan rupiah bisa menembus ke level 11.000 lagi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie