Jokowi minta dunia tak dibiarkan dalam konflik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengajak setiap negara tidak membiarkan konflik yang terjadi, baik itu perang maupun ancaman terorisme. Konflik dan perang yang menimbulkan ketidakstabilan politik dan keamanan tidak akan menguntungkan siapapun dan bisa menghentikan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

"Masyarakat terutama wanita dan anak-sanak selalu menjadi pihak yang paling dirugikan dengan adana konflik dan perang," kata Jokowi ketika berbicara di National Assembly of Pakistan, Jumat malam (26/1) dari rilis resmi yang diterima hari ini.

Oleh karena itu, menurut dia, Indonesia sudah berkomitmen menjadi kontributor dalam menjaga perdamaian dunia, bersama dengan ASEAN.


Ancaman konflik yang tersebar di berbagai negara juga misalnya terorisme. Umat Islam, menurut dia, adalah korban terbanyak dari konflik, perang, dan terorisme. "Lebih dari 76% serangan teroris terjadi di negara Muslim, 60% konflik bersenjata terjadi di negara Muslim, dan 67% pengungsi berasal dari negara Muslim," katanya.

Dia mengingatkan, sejarah mengajarkan bahwa senjata dan kekuatan militer saja tidak akan mampu menciptakan dan menjaga perdamaian dunia.

Akibat perang dan konflik berkepanjangan, jutaan generasi muda kehilangan masa depan. Kondisi ini sebagian terjadi karena kelemahan internal dan kontribusi eksternal. "Apakah kita akan membiarkan kondisi yang memprihatinkan terus berulang? Kita tidak bleh membiarkan negara kita terus dalam situasi konflik, ataupun membiarkan dunia dalam situasi konflik," katanya.

Menurut dia, penghormatan kita kepada kemanusiaan seharusnya menjadi pemandu dalam berbangsa dan bernegara.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia