KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras merembet naik. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, memang ada kenaikan harga beras 5%-6%. Dus, Jokowi pun meminta jajarannya untuk waspada terhadap pergerakan kenaikan harga beras. "Sehingga perlu saya ingatkan urusan beras dilihat terus. Ini kebutuhan pokok kita. Dicek betul. Sda kenaikan mungkin 5-6% tapi tetep harus diwaspadai," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Istana Negara Jakarta, Kamis (31/8).
Menurutnya, kenaikan harga beras pada Juli 2023 berada di level 6,4%. Angka tersebut lebih tinggi dari angka inflasi secara umum yakni 3,08%. Naiknya harga beras merupakan dampak dari terjadinya fenomena El Nino. Lantaran adanya El Nino, negara-negara yang biasanya menjadi pengekspor beras seperti India, Kamboja, dan Bangladesh mementingkan kebutuhan pangan dalam negerinya ketimbang melakukan ekspor. "Akibat elnino diprediksi akan berlangsung hingga awal 2024, indeks harga beras FAO naik 129,7 (poin) di Juli. 19 negara membatasi ekspor pangan. Semua kencangkan ekspor mereka. Daging, gula, beras, minyak, tepung, jagung semua untuk menyelamatkan rakyatnya masing-masing," jelasnya.
Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Jokowi Minta Jajarannya Lakukan Ini Oleh karena itu, Jokowi meminta Kepala Daerah yakni Bupati, Walikota dan Gubernur untuk memperhatikan produktivitas lahan di daerahnya. Ia juga meminta setiap daerah dapat memiliki cadangan pangan. Saat ini, stok beras yang ada di Perum Bulog kata Jokowi ada sekitar 1,6 juta ton. Kondisi tersebut lebih tinggi dari biasanya yang hanya 1,2 juta ton. "Stok Bulog yang biasanya 1,2 juta ton, tadi saya tanya pak Budi Waseso di gudang udah ada 1,6 juta ton. Artinya dari sisi stok kita memiliki, dan dalam perjalanan ada 400.000," kata Jokowi. Stok beras di Bulog tersebut bakal digunakan untuk mengendalikan harga di lapangan. Selain itu, upaya intervensi harga beras juga dilakukan dengan adanya bantuan pangan beras September hingga November. "Awal September ini akan didistribusikan secepatnya bantuan pangan beras 1 keluarga penerima manfaat dapat 10 kilogram beras. Ini seperti semi operasi pasar," imbuhnya. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, cadangan beras pemerintah saat ini di Bulog posisi per 30 agustus sekitar 1,5 juta ton. Dengan adanya penambahan pengadaan beras lagi diharapkan stok beras sampai akhir tahun aman "Jadi dengan adanya pengadaan lagi diharapkan sampai akhir tahun relatif aman pak presiden," kata Airlangga. Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) merilis data terbaru per hari ini kamis, 31 Agustus 2023 yang menunjukkan harga beras medium secara nasional di kisaran Rp 12.300 hingga Rp 12.400 perkilogram. Sedangkan harga beras premium, kata Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri, saat ini ada dikisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.200. "Kondisi ini merupakan kondisi terburuk dan record kenaikan harga beras. Untuk itu IKAPPI mendorong agar ada upaya-upaya percepatan pencegahan agar tidak masuk ke dalam ‘darurat beras nasional’," kata Abdullah. Meski belum masuk pada fase darurat beras secara nasional, Ia mengatakan dikhawatirkan terdapat potensi tersebut. Pasalnya IKAPPI melihat bahwa di lapangan saat ini terutama di tingkat penggilingan sudah cukup sulit mendapatkan beras bahkan berebut. Di sisi lain, Abdullah menilai Kementrian Pertanian masih meyakini bahwa akan ada panen di September. "Tetapi kami sendiri melihat fakta di lapangan melalui keluhan dari pedagang pasar se-Indonesia," kata Abdullah.
Oleh karena itu, IKAPPI meminta meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mengupayakan langkah-langkah yang efektif dalam pemenuhan stok dan harga beras. "Bagaimanapun juga beras adalah satu-satunya bahan pangan yang wajib di masyarakat, sehingga kami mendorong untuk dilakukan percepatan penguatan penanganan agar tidak terjadi kepanikan dibawah," ujarnya.
Baca Juga: Inflasi Indonesia Terbaik di Dunia, Gubernur BI Beberkan Ramuannya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat