KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan Kapolri untuk menindaklanjuti keluhan para sopir truk terkait permasalahan pungli dan premanisme. "Ini langsung saya perintahkan Kapolri dan Wakapolri segera ditindaklanjuti," ungkap Presiden usai meakukan pertemuan dengan para sopir truk di Istana Negara, Selasa (8/5). Pasalnya, Presiden mengaku permasalahan tersebut bisa meresahkan para sopir. Tak hanya itu, pungli dan premanisame juga bisa menambah biaya transportasi. "Cost-cost (biaya) tambahan yang seharusnya tidak perlu, dan itu dirasakan sopir truk sangat menggangu, sangat mengganggu sekali," tambah dia.
Bahkan, ia tak segan-segan untuk memerintahkan kepada Kapolri untuk mencopot oknum kepolisian jika terbukti melakukan pungli. "Disikat semuanya," tegas Jokowi. Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga mengungkapkan kekagetannya masih ada hal-hal tersebut yang terjadi di proses distribusi. "Saya kan dengarnya sedikit, ternyata hari ini setelah bertanya kepada para pengemudi, para sopir ternyata sangat banyaknya, kaget dong," ungkapnya. Masih marak pungli Dalam pertemuan itu, Presiden terkejut masih ada pungli dan premanisme yang dialami para pengemudi saat menjalani tugasnya. "Kemudian urusan di jalan, jalan kita masih banyak pungli tidak sih?," tanya Jokowi dalam pertemuan tersebut. Hal tersebut dijawab serentak oleh para pengemudi, "masih." "Oh masih? masih banyak? atau tambah banyak," lanjut Presiden. "Masih pak," tambah para pengemudi. Jawaban yang sama juga dilontarkan serentak, saat ditanya soal premanisme. Adapun, aksi premanisme masih kerap terjadi di lintas sumatera, Cakung-Cilingcing, Cikampek-Cirebon, kemudian juga lintas timur. Bahkan salah satu sopir sempat mengatakan, titik rawan pungli dan premanisme itu berada di Jambi hingga Medan serta Riau sampai memasuki Medan. Begitu juga di lintas Sumatera ada di Aceh-Medan. "Dari perbatasan Aceh, Binjai sampai Medan dari Medan sampai Pekanbaru batasnya Bengkalis, dimulai lagi dari jalur pelalawan Riau," ungkap sopir.