Jokowi: Pembelian alutsista harus perhatikan teknologi pertahanan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta pengembangan teknologi pertahanan untuk merespons berkembangnya teknogi pertahanan di dunia. 

Jokowi memperingatkan terkait pengembangan pesawat tanpa awak atau drone yang dilengkapi senjata.

"Sekarang pun kita sudah merasakan bagaimana teknologi drone diberi senjata dalam mengejar tank, mengejar kendaraan militer dan menghabisi dan mengejar dengan tepat sasaran," ujar Jokowi saat membuka rapat pimpinan Kementerian Pertahanan, Kamis (23/1).


Baca Juga: Percaya Prabowo bisa urus anggaran besar, Jokowi: Harus bersih, tidak boleh mark up

Oleh karena itu pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus memperhatikan hal tersebut. Alutsista harus memperhatikan lompatan teknologi hingga 50 tahun ke depan.

Saat ini pun Indonesia tengah menjajaki kerjasama dengan sejumlah negara terkait pengembangan alutsista. Antara lain demgan Prancis dan Korea Selatan.

Sebelumnya Indonesia melakukan kerjasama pembuatan pesawat tempur canggih dengan Korea dalam proyek Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Sementara kerja sama Perancis masih akan didiskusikan.

Selain bekerjasama mengembangkan alutsista, Indonesia juga mendorong penjualan alutsista ke sejumlah negara. Antara lain ke Filipina dan Ghana.

Baca Juga: Jokowi belum putuskan pembelian jet tempur dan kapal selam dari Prancis

"Filipina juga ini dalam rangka masih sedikit proses dan kemungkinan juga akan dimenangkan oleh kita, (selain itu) ada beberapa negara yang lain," jelas Jokowi.

Oleh karena industri pertahanan sendiri harus mulai digenjot. Termasuk menggunakan perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi