Jokowi: Perekonomian kini seperti season terakhir Game of Thrones



KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Presiden Joko Widodo menyatakan perekonomian dunia yang tengah mengalami tekanan perlu disikapi. Menggunakan analogi dari serial Game of Thrones, Jokowi mengatakan, tatkala satu pihak sibuk bertarung dengan pihak lainnya, mereka tidak sadar bahwa ada bencana besar.

“Tahun depan kita akan menyaksikan season terakhir dari serial Game of Thrones. Saya bisa perkirakan bagaimana akhir ceritanya. Saya yakin, ceritanya akan berakhir dengan pesan moral, bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan. Bukan hanya bagi yang kalah, tapi juga bagi yang menang,” ujar Jokowi dalam pidatonya di Annual Meetings Plenary, IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali Jumat (12/10).

Jokowi bilang, sekarang ini bukan merupakaan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi, melainkan untuk kerjasama dan kolaborasi.


“Kita terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semua. Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin oleh negara besar ataupun negara kecil?” ucap dia.

Oleh karena itu, dalam rivalitas perekonomian ini, menurut Jokowi, tidak peduli siapa yang kalah atau yang menang karena ada permasalahan yang lebih serius ketimbang saling berperang.

“Tidak ada artinya jadi kekuatan ekonomi terbesar tapi di tengah dunia yang tenggelam,” ujar dia.

Hal ini ia persamakan dengan kisah dalam serial Game of Thrones di mana sejumlah Great Houses, Great Families, bertarung antara satu sama lain untuk mengambil alih kendali The Iron Throne. Perebutan kekuasaan antara para Great Houses ini bagai sebuah roda besar yang berputar, Seiring perputaran roda satu Great House tengah berjaya, sementara Houses yang lain mengalami kesulitan.

Namun, tatkala para Great Houses sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari Utara. Seorang evil winter, yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran.

“Saat ini kita juga memasuki season terakhir dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas. Kami bergantung pada para pembuat kebijakan fiskal dan moneter dunia, untuk menjaga komitmen kerja sama global,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi