Jokowi: Perekonomian yang Akan Dihadapi Ke Depan Sangat Berat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tantangan perekonomian yang akan dihadapi ke depan sangat berat. Menurutnya, Semua negara di seluruh dunia sedang menghadapi ujian.

“Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi,” tutur Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI, sidang bersama DPR RI-DPD RI, Selasa (16/8).

Adapun Ia menyampaikan  terdapat 107 negara yang terdampak krisis. Sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.


Ia menambahkan, ujian tersebut tidak mudah bagi dunia dan juga bagi Indonesia. Meski begitu, semua ancaman tersebut harus dihadapi dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan.

Baca Juga: Jokowi: Fundamental Ekonomi Indonesia Tetap Baik di Tengah Ketidakpastian Global

“Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini,” ungkapnya.

Keberhasilan tersebut salah satunya, tercermin dari Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

Selain itu, Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%.

Jokowi bilang, capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak.

“Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi