KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah pada pukul 11.30 WIB mulai terbatas. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot kini berada di level Rp 13.655 per dolar Amerika Serikat (AS).

Artinya, rupiah naik 40 poin atau 0,29% dibanding penutupan hari Rabu (15/1). Rupiah pun masih menjadi mata uang paling perkasa di kawasan. 

Sebelumnya, pada pukul 10.10 WIB, rupiah sempat berada di level Rp 13.620 per dolar AS. Namun, penguatan rupiah yang cukup tajam di tahun ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. 

Frekuensi Transaksi BCA UMKM Fest 2025 Melejit, Buktikan Optimisme di Indonesia

Mengutip Bloomberg, Jokowi memperingatkan bahwa penguatan rupiah yang signifikan dapat merugikan sektor perdagangan khususnya ekspor. Selain itu, keperkasaan mata uang Garuda juga dapat merusak upaya pemerintah yang sedang mengendalikan defisit transaksi berjalan.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan di tahun 2019 menyempit menjadi 2,7%. Tetapi, dengan penguatan rupiah saat ini, ada potensi defisit transaksi tahun ini kembali melebar.

Asal tahu saja, hingga Kamis (16/1), kurs rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di kawasan. Buktinya, sepanjang tahun ini, mata uang Garuda ini sudah menguat 1,5% di hadapan dolar AS.

Keunggulan rupiah datang setelah arus asing kembali deras membanjiri pasar keuangan Indonesia akibat risk appetite yang kembali muncul setelah gencatan senjata dagang antara AS dan China tercapai. Tercatat, asing yang masuk ke obligasi pemerintah mencapai US$ 1,4 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News