Jokowi perintahkan untuk mempercepat pelaksanaan mandatori biodiesel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk mempercepat pelaksanaan mandatori biodiesel. Pasalnya, dengan hal tersebut pemerintah bisa menghemat devisa hingga US$ 21 juta per hari.

Dalam rapat terbatas (ratas), Jokowi menekankan Indonesia saat ini masih merupakan negara yang penggunaan energi fosilnya masih sangat dominan. Sedangkan, pemanfaatan energi terbarukan masih sangat kecil. 

"Kita nggak boleh hanya bergantung pada fosil semata karena suatu saat akan habis," kata Jokowi saat membuka ratas di Kantor Presiden, Jumat (20/7). Maka dari itu, Presiden akan pantau terus implementasi di lapangan. Sebab, ia menilai prosesnya di lapangan belum sesuai yang diharapkan.


Presiden Jokowi juga mengatakan, dengan langkah itu pemerintah bisa memperbaiki neraca perdagangan dengan mengurangi impor minyak. "Artinya kita akan menghemat devisa, ada penghematan. Saya dapat info bahwa tiap hari kalau ini bisa kita lakukan, kita bisa hemat US$ 21 juta per hari," imbuh Jokowi.

Sehingga hal ini bisa menjadi komitmen bersama di setiap kementrian dan lembaga. "Dalam rangka ini betul-betul disiapkan detil dari hulu ke hilir," tegas dia.

Dengan demikian, rencana ini betul-betul bisa menghasilkan sesuatu yang baik dan tidak kalah penting memastikan keamanan dan keandalan bio diesel sebagai bahan bakar altrnatif. Sehingga penggunaan biodiesel semakin meningkat dan meluas. 

Adapun sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menyebutkan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM terutama solar, Indonesia segera menerapkan teknologi B20 (pemakaian biodiesel sebesar 20%).

“Teknologi B20 akan kita mulai segera. Akan kita terapkan ke semua kendaraan-kendaraan yang memakai solar, targetnya akhir tahun ini kita sudah bisa berjalan, segala kendaraan sudah semua kita tes dan tidak ada masalah,” kata Luhut kemarin.

Luhut juga menjelaskan, apabila Indonesia berhasil menerapkan teknologi ramah lingkungan tersebut, maka Indonesia dapat menekan importasi solar sebesar 20%. Tak hanya itu, dampak lain juga harga komoditas kelapa sawit akan merangkak naik, notabene dapat menguntungkan para petani kelapa sawit.

“Hampir 44% petani-petani kecil akan menikmati harga kelapa sawit yang naik US$ 750 sampai dengan US$ 800,” tutup Luhut.

Dalam ratas kali ini, menteri yang hadir antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Menko Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati