Jokowi sampaikan lima fokus kebijakan APBN 2020



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah akan menempuh tiga strategi kebijakan fiskal pada tahun 2020. Sesuai dengan tema kebijakan fiskal, ada lima hal yang juga akan menjadi fokus pemerintah dalam merancang APBN 2020.

Hal tersebut disampaikan dalam keterangan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 beserta Nota Keuangan. hari ini, Jumat (16/8) di Sidang Paripurna DPR RI.

Baca Juga: RAPBN 2020, Jokowi sampaikan susunan asumsi ekonomi makro tahun depan


Tiga kebijakan fiskal tersebut, yaitu memobilisasi pendapatan dengan tetap menjaga iklim investasi, meningkatkan kualitas belanja agar lebih efektif dalam mendukung program prioritas, serta mencari sumber pembiayaan secara hati-hati dan efisien melalui penguatan peran kuasi fiskal.

Sejalan dengan itu, kebijakan RAPBN tahun 2020 dirancang ekspansif, namun tetap terarah dan terukur.

“Ini sebagai wujud dari komitmen Pemerintah, untuk membuat APBN lebih fokus dalam mendukung kegiatan prioritas, dengan tetap menjaga agar risikonya berada dalam batas aman,” kata Jokowi.

Adapun, fokus RAPBN diarahkan pada lima hal utama. Pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi.

Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Dan terakhir, kelima, antisipasi ketidakpastian global.

Baca Juga: Jokowi: Capaian ekonomi lima tahun terakhir menggembirakan

Dengan fokus pada lima hal tersebut, dan berpatok pada karakter kebijakan fiskal yang ekspansif namun terarah dan terukur, maka defisit anggaran tahun 2020 direncanakan sebesar 1,76% dari PDB atau Rp 307,2 triliun.

Yaitu dengan komposisi Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp2.221,5 triliun, serta Belanja Negara sebesar Rp2.528,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini