Jokowi sebut UMKM harus melek teknologi digital



CALIFORNIA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusung dua isu yang menjadi prioritas yang harus diperhatikan oleh ASEAN dan Amerika Serikat yakni terkait usaha sektor mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta ekonomi digital. 

"ASEAN-US Summit ini merupakan kesempatan baik guna memperkokoh hubungan ASEAN-AS terutama di bidang ekonomi," kata Presiden Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS, di Interactive Gallery, Sunnylands Center & Gardens, California, AS Senin waktu setempat (15/2). 

Pada sesi "Promoting an Innovative, Entrepreneurial ASEAN Economic Community", Presiden menilai UMKM harus diutamakan karena merupakan tulang punggung ekonomi. 


"Sekitar 88,8% hingga 99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM, dan menyerap 51,7% sampai 97,2% tenaga kerja di ASEAN," katanya.

Di Indonesia sendiri, menurut Presiden, UMKM yang memiliki daya tahan tinggi mampu menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global.

Namun, UMKM menghadapi tantangan terutama dalam hal peningkatan kapasitas, akses modal dan pendanaan alternatif, akses teknologi, akses pasar global, serta integrasi mata rantai regional dan global.

Untuk itu, Presiden Jokowi memandang perlunya kerja sama ASEAN-AS untuk memastikan adanya dukungan yang berkelanjutan bagi pengembangan dan ketahanan UMKM, khususnya dalam hal akses pasar dan alih pengetahuan dari perusahaan besar kepada UMKM.

Pada kesempatan yang sama Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa teknologi dan ekonomi digital adalah keniscayaan di era digitalisasi.

"Setiap pemerintah harus memastikan bahwa era ini membawa manfaat bagi rakyat, khususnya UMKM. UMKM harus mendapat akses terhadap teknologi dan ekonomi digital," kata Presiden.

Jokowi bilang, dia memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai digital ekonomi terbesar pada 2020.

Oleh karena itu, Indonesia sangat mendukung kerja sama ASEAN-AS di bidang teknologi informatika, khususnya pemanfaatan ekonomi digital untuk umum.

"Saya percaya kerja sama ini dapat mempersempit gap (kesenjangan) pembangunan di antara negara ASEAN", ucap Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia